Suara.com - Palang Merah Indonesia (PMI) sedang bergejolak. Dualisme terjadi di dalam organisasi tersebut.
Jusuf Kalla terpilih sebagai Ketua Umum PMI versi Musyawarah Nasional (Munas) XXII yang digelar di Hotel Sahid, Jakarta pada Senin (9/12/2024).
Sementara itu di sisi lain, Munas tandingan dilakukan di Hotel Sultan terpilih Agung Laksono sebagai Ketua Umum PMI. Mantan Ketua DPR RI itu mengeklaim, Munas kubunya sah.
Dia menyebut, penyelenggaraan Munas pihaknya telah sesuai dengan ketentuan. Agung Laksono menyampaikan, Munas ini dilakukan atas dasar adanya kekecewaan yang dirasakan sejumlah pengurus PMI di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla atau JK.
"Ya proses munasnya sesuai dengan ketentuan organisasi dimungkinkan, karena teman-teman itu kecewa, teman-teman itu merasa dipasung aspirasinya, sehingga nggak bisa bicara, nggak bisa ngomong gitu," katanya.
Sementara itu, JK angkat bicara mengenai Munas yang digelar pihak Agung Laksono. Mantan Wakil Presiden RI itu menyampaikan jika pelaksanaan ilegal. "Upaya Agung Laksono itu ilegal dan itu pengkhianatan. Kita sudah lapor ke polisi karena tindakan melawan hukum," kata JK di Hotel Sahid, Jakarta.
Terlepas dari itu, nama Agung Laksono bukan sosok asing di dunia politik Tanah Air. Lantas seperti apa profilnya? Simak penjelasannya berikut.
Profil Agung Laksono
Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, pada 23 Maret 1949 dikenal sebagai seorang politikus senior Partai Golkar.
Baca Juga: JK Terpilih Jadi Ketua PMI Lagi, Agung Laksono Ajak Adu Pengesahan di Kementerian Hukum
Agung Laksono menempuh pendidikan di Jakarta dan Medan. Setelah lulus dia kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI). Selama menempuh pendidikan sarjananya, dia dikenal cukup aktif berorganisasi yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang politikus.
Selain menempuh pendidikan formal, Agung Laksono diketahui juga pernah program pelatihan internasional, seperti Eisenhower Programme di Amerika Serikat.
Setelah menyelesaikan pendidikan, karier Agung Laksono lebih moncer sebagai seorang politikus. Dia memulai bergabung dengan Partai Golkar pada era Orde Baru dan menjabat sebagai anggota DPR RI periode 1987 sampai 2009.
Selama duduk di DPR, sejumlah jabatan pernah diembannya. Agung Laksono tercatat pernah menjadi Ketua DPR RI tahun 2004-2009.
Tidak hanya di legislatif, Agung Laksono pernah juga menduduki sejumlah jabatan di eksekutif. Tercatat dia menjabat sebagai sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga di era Kabinet Reformasi Pembangunan era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Koordinator bidang Kesejateraan Rakyat (2009-2014). Kemudian pada 2014, ditunjuk sebagai Plt Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali yang tersandung KPK.
Berita Terkait
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional
-
Surya Paloh Bicara Soal PAW Usai Sahroni dan Nafa Urbach Disanksi MKD, Begini Katanya
-
Peringati Hari Pahlawan Besok, Mensos Ajak Masyarakat Mengheningkan Cipta Serentak
-
KPAI: SMAN 72 Bakal Belajar Online, Prioritaskan Pemulihan Psikologis Siswa Usai Ledakan