Suara.com - Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) menemukan bahwa harga rokok sangat memengaruhi jumlah perokok aktif. Harga rokok di Indonesia saat ini dinilai masih terlalu murah. Sehingga salah satu akibatnya menyebabkan jumlah perokok aktif di Indonesia masih sangat banyak.
Data dari Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 menunjukkan bahwa jumlah anak usia 10-18 tahun yang merokok sekitar 7,4 persen.
Ketua PKJS-UI Aryana Satrya mengatakan bahwa awal mula anak jadi perokok kebanyakan karena mencontoh orang terdekatnya.
"Kalau kita melihat anak-anak itu memang terpengaruh oleh role model, mungkin di rumahnya. Kemudian juga oleh teman-temannya, beberapa survei menunjukkan bahwa teman sebayanya kalau merokok maka kemungkinan akan merokok," kata Aryana dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Kalaupun sudah muncul kesadaran untuk berhenti atau mengurangi konsumsi rokok, anak akan alami banyak kesulitan. Di samping karena bisa jadi sudah alami kecanduan nikotin, namun harga rokok di Indonesia yang dinilai masih terlalu murah, dikatakan Aryana, turut jadi penyebab anak sering kambuh merokok.
Sejalan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia yang menemukan bahwa rokok menempati peringkat kedua dalam pengeluaran terbesar masyarakat Indonesia.
"Karena masih murahnya harga itu, anak-anak yang berusaha berhenti merokok, dia kambuh lagi. Jadi istilahnya smoking relapse ini tinggi sampai 50 persen," ungkapnya.
Penelitian dari PKJS UI terhadap anak-anak yang hidup di jalanan ditemukan bahwa kebanyakan dari mereka mengonsumsi jenis rokok yang harganya relatif lebih premium, yakni sigaret kretek mesin dan sigaret putih mesin.
"Ini harganya yang relatif cukup mahal. Jadi mereka tampaknya termasuk dalam pengeluaran yang pernah BPS mengatakan nomor dua (terbanyak). Jadi pengeluaran yang tidak produktif," kata Aryana.
Baca Juga: Cukai Rokok 2025 Tak Naik, Pemerintah Prabowo Dinilai Salah Langkah di 100 Hari Pertama
Berita Terkait
-
Cukai Rokok 2025 Tak Naik, Pemerintah Prabowo Dinilai Salah Langkah di 100 Hari Pertama
-
Harga Rokok Naik Mulai 1 Januari 2025, Berikut Daftar Lengkapnya
-
Pakar: Konsumen Berhak Informasi Produk Rokok Secara Jujur
-
Profil FOOM: Perusahaan Rokok Elektrik Gugat Eks Karyawan Rp800 Juta Gara-gara Pindah Kerja
-
Gegara Harga Rokok Eceran Naik, Negara Berpotensi Boncos Karena Rokok Ilegal
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Tri Tito Buka Rakornas Posyandu, Tekankan Pentingnya Posyandu Dukung Implementasi Enam SPM
-
Kepala BGN Wanti-wanti Setiap Daerah Siaga Tangani Keracunan MBG
-
Tangis Sinta Nuriyah Pecah di Polda Metro, Peluk Erat Ibunda Delpedro: Mereka Penerus Bangsa
-
Diungkap Kaesang Pangarep, Foto Wisuda Gibran Dipajang di Kampus MDIS
-
Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
-
Transjakarta Rawan Kecelakaan? DPRD DKI Soroti Gaya Hidup Sopir: Begadang, Narkoba, Judi Online!
-
Tabrak Pembatas Jalan, Pemotor di Daan Mogot Tewas Terpental dan Terlindas Truk
-
Diaspora Viral Glory Lamria Digunjing Gegara Renang di Hotel Aman NY Pakai Bra dan CD
-
Kejagung Masih Buru Silfester Matutina, Terpidana Kasus Pencemaran Nama Baik JK
-
Rp70 Miliar Terbongkar! Ini Isi Rekening 'Hantu' yang Jadi Motif Pembunuhan Sadis Kacab Bank