Suara.com - Sebuah serangan drone Ukraina pada Sabtu pagi mengguncang kota Kazan, sekitar 800 kilometer di timur Moskow. Serangan ini memaksa penutupan sementara bandara di kota tersebut dan memicu kekhawatiran di wilayah tersebut.
Menurut laporan otoritas penerbangan Rusia dan media setempat, tiga gelombang serangan drone terjadi antara pukul 07.40 hingga 09.20 waktu setempat.
Serangan ini menargetkan kompleks perumahan dan menyebabkan ledakan besar di salah satu gedung tinggi, seperti yang terlihat dalam rekaman video yang diunggah oleh saluran Telegram Baza. Namun, otoritas setempat memastikan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Sebagai langkah darurat, Bandara Kazan menghentikan sementara kedatangan dan keberangkatan penerbangan. Selain itu, Rosaviatsia, badan pengawas penerbangan Rusia, menerapkan pembatasan sementara di dua bandara lain, yakni di Izhevsk dan Saratov. Pembatasan di Saratov kemudian dicabut beberapa jam setelah serangan.
Wali Kota Kazan, melalui saluran Telegram, mengumumkan pembatalan seluruh acara besar di kota tersebut selama akhir pekan. Selain itu, pihak berwenang menyediakan akomodasi sementara bagi warga yang dievakuasi dari daerah terdampak.
Serangan ini menambah ketegangan di tengah konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina. Dengan Kazan sebagai target serangan yang relatif jauh dari garis depan, serangan ini menunjukkan kemampuan drone Ukraina untuk menembus jauh ke dalam wilayah Rusia.
Sementara itu, otoritas Rusia terus menginvestigasi insiden ini dan memperkuat langkah-langkah keamanan di kota-kota strategis.
Di tengah situasi yang masih berkembang, dunia terus memantau bagaimana Rusia akan merespons serangan ini, yang semakin memperburuk dinamika konflik antara kedua negara.
Belum ada tanggapan resmi dari Ukraina terkait serangan ini, tetapi serangan drone ke wilayah dalam Rusia menjadi strategi yang semakin sering digunakan.
Baca Juga: Kenapa Rusia Beri Suaka ke Bashar al-Assad? Ini Kata Tolchenov
Untuk saat ini, warga Kazan dan sekitarnya diimbau tetap waspada sambil menanti langkah-langkah lebih lanjut dari pihak berwenang.
Berita Terkait
-
Kenapa Rusia Beri Suaka ke Bashar al-Assad? Ini Kata Tolchenov
-
2 Ribu Tentara Amerika Serikat Ditempatkan di Suriah, Untuk Apa?
-
Sanksi Barat Bukan Hambatan, Rusia Ciptakan Mobil Listrik Bertenaga Nuklir Mandiri
-
Kondisi Suriah Jadi Sorotan Dunia, Ada Peran Vladimir Putin di Balik Pejuang Iran
-
Putin Siap Bernegosiasi, Tantang Barat Uji Pertahanan Melawan Rudal Hipersonik: Kita Lihat Apa yang Terjadi!
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!