Suara.com - Suasana duka menyelimuti Korea Selatan setelah kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan menewaskan 179 orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia tiga tahun. Insiden yang terjadi pada Minggu, 29 Desember 2024, ini menjadi kecelakaan penerbangan terburuk dalam sejarah negara tersebut.
Pesawat jenis Boeing 737-800, dengan nomor penerbangan 7C2216, membawa 175 penumpang dan enam awak dalam penerbangan dari Bangkok menuju Muan. Saat mendekati bandara, pilot melaporkan terjadi bird strike—insiden tabrakan burung dengan mesin pesawat dan mengirim panggilan mayday.
Pendaratan pertama gagal karena roda pendaratan tidak dapat terbuka. Dalam upaya kedua, pesawat keluar dari landasan, menabrak dinding beton, dan meledak dalam kobaran api. Hanya dua awak kabin yang berada di bagian belakang pesawat berhasil selamat, meskipun menderita luka serius.
Sebagian besar korban hanya dapat diidentifikasi melalui tes DNA dan sidik jari. Hingga saat ini, empat jenazah telah diserahkan kepada keluarga untuk pemakaman, sementara 175 korban lainnya disimpan dalam 11 kontainer berpendingin di kamar jenazah sementara di bandara.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan (MOLIT) menyediakan lebih dari 60 ahli psikologi untuk mendampingi keluarga korban dalam masa berduka ini.
Sebelas penyelidik dari Dewan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korea Selatan bergabung dengan delapan penyelidik dari Amerika Serikat, termasuk perwakilan dari FAA (Administrasi Penerbangan Federal), NTSB (Dewan Keselamatan Transportasi Nasional), dan Boeing.
Penelitian komprehensif sedang dilakukan pada riwayat pemeliharaan pesawat, termasuk kondisi mesin, roda pendaratan, serta catatan operasional dari enam maskapai lain yang mengoperasikan jenis pesawat yang sama. Analisis kotak hitam pesawat juga sedang berlangsung di pusat analisis.
Seorang penumpang mengungkapkan kepada Yonhap News Agency bahwa dua hari sebelum kecelakaan, ia menaiki pesawat yang sama, dan mesin pesawat mati beberapa kali saat proses naik penumpang. Hal ini memicu kekhawatiran tentang kelayakan pesawat.
Di sisi lain, dinding beton yang ditabrak pesawat menuai kritik dari para ahli. Mereka menyebut konstruksi dinding tersebut sebagai hampir kriminal karena tidak memenuhi standar keselamatan.
Baca Juga: Apa Itu Bird Strike? Jadi Penyebab Kecelakaan Pesawat Jeju Air
Salah satu pesan terakhir dari penumpang kepada kerabatnya menggambarkan kepanikan di dalam pesawat.
"Ada burung terjebak di sayap. Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?" tulis penumpang tersebut dalam pesan singkat sebelum tragedi terjadi.
Kini, Bandara Internasional Muan akan tetap ditutup hingga 7 Januari 2025 untuk proses investigasi.
Berita Terkait
-
Apa Itu Bird Strike? Jadi Penyebab Kecelakaan Pesawat Jeju Air
-
Liburan Impian Berujung Tragedi, 5 Rekan Kerja Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Jeju Air
-
Proses Pengembalian Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air Dilakukan Hari Ini
-
Jenis Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan Ternyata Miliki Predikat Keselamatan Tinggi
-
Shin Tae-yong: Turut Berduka Cita
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Soal Udang Kena Radiasi Disebut Masih Layak Dimakan, DPR 'Sentil' Zulhas: Siapa yang Bodoh?
-
Perkosa Wanita di Ruang Tamu, Ketua Pemuda di Aceh Ditahan dan Terancam Hukuman Cambuk!
-
Akui Agus Suparmanto Ketum, DPW PPP Jabar Tolak Mentah-mentah SK Mardiono: Tak Sesuai Muktamar
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae untuk Nadiem, Kejagung: Kami Berpegang Pada Alat Bukti Sah
-
Ada HUT ke-80 TNI dan Dihadiri Prabowo, Tugu Monas Ditutup Sementara untuk Wisatawan Besok
-
Pemprov Sumut Kolaborasi Menuju Zero ODOL 2027
-
Mardiono Yakin SK Kepengurusan PPP di Bawah Pimpinannya Tak Akan Digugat, Kubu Agus: Bisa kalau...
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!