Suara.com - Ahli gizi mengkritisi banyaknya porsi nasi dalam paket makan bergizi gratis (MBG) dibandingkan dengan porsi lauk pauk yang termasuk dalam menu makan siang tersebut.
Akibatnya, saat paket tersebut diresmikan pemerintah pada Senin (6/1/2025) kemarin, sejumlah anak tidak menghabiskan nasi, terutama siswa SD kelas 1 sampai 3.
"Anda bisa lihat nasi diberikan cukup banyak, sehingga anak tidak bisa menghabiskannya," kata dokter spesialis gizi Johanes Chandrawinata saat dihubungi Suara.com, Selasa (7/1/2025).
Selain porsi nasi lebih banyak, ada berbagai penyebab anak jadi tidak menghabiskan MBG yang sudah dibagikan. Salah satunya karena faktor anak sudah makan pagi di rumah.
"Dan memang (MBG) diberikan agak dekat jamnya dengan makan pagi, sehingga anak masih kenyang," katanya.
Alasan lain, bisa jadi karena faktor anak tidak terbiasa makan sendiri. Alasan tersebut bisa saja terjadi pada siswa SD kelas 1-3.
Kemudian yang menjadi persoalan, yakni mengenai rasa makanan tentu memengaruhi selera makan anak.
"Rasa makanan berbeda dengan selera anak, atau anak terbiasa disuapi," ucap Johanes.
Sementara itu, orang tua siswa di SDN Jatiasih 4 Kota Bekasi Jawa Barat (Jabar) Linda (30) mengaku porsi nasi pada menu MBG tergolong terlalu banyak untuk anaknya yang masih duduk di bangku SD.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Perdana Dilakukan, Dapat Tanggapan Positif dari Guru dan Siswa
"Kayaknya porsi nasinya terlalu banyak buat dia (anaknya), jadi nasinya nggak habis gitu," katanya.
Sebelumnya, Kepala Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia Hasan Nasbi mengakui ada perbedaan pendapat antara siswa laki-laki dengan perempuan berkaitan dengan porsi makanannya. Hasan bercerita, hal itu terjadi saat mengunjungi salah satu SMP swasta di daerah Bogor.
Penyajian MBG diberikan ketika waktu makan siang.
"Tadi ada plus minus lah ya. Sebagian anak-anak perempuan merasa porsinya terlalu banyak. Kalau anak laki-laki yang badannya bongsor-bongsor, satu-dua ngerasa menunya agak kurang," kata Hasan kepada wartawan, Senin (6/1/2025).
Namun, Hasan memastikan bahwa porsi serta menu yang disajikan telah sesuai takaran kalori serta gizinya. Dia menyebutkan, siswa lau SMP-SMA diberikan porsi MBG dengan total 600 kalori dengan takaran 75-80 gram nasi.
Sementara itu, jumlah kalori untuk siswa SD setengah lebih sedikit daripada menu SMP-SMA. Hal itu disesuaikan dengan usia serta kebutuhan tubuh anak. Hasan menyebutkan, untuk siswa PAUD serta SD kelas 1-3 diberikan menu MBG yang total kalorinya sekitar 300.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Dituduh Punya Ijazah Doktor Palsu, Arsul Sani Tak akan Lapor Balik: Kalau MK kan Nggak Bisa
-
Viral Usul Ganti Ahli Gizi dengan Lulusan SMA, Ini Klarifikasi Lengkap Wakil Ketua DPR Cucun
-
Heboh Sebut Ahli Gizi Tak Penting, Wakil Ketua DPR Cucun Minta Maaf, Langsung Gelar Rapat Penting
-
Minta Pramono Naikkan Upah Jadi Rp6 Juta, Buruh Sesalkan UMP DKI Kalah dari Bekasi-Karawang
-
Tiap Meter Persegi di Jabodetabek Tercemar 4 Puntung Rokok, Perusahaan Ini Juaranya
-
Energi Bersih Bukan Mimpi, Inovasi 95 Tahun Ini Buktinya
-
Bupati Jember: Mulai 2026 setiap triwulan OPD dievaluasi bersama DPRD
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa, Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti Dilaporkan ke Dewas KPK
-
Kasus Tudingan Ijazah Palsu Arsul Sani Masuk Babak Baru, Kini Ada Aduan Masuk ke MKD DPR RI
-
Menpar Kena 'Sentil' Komisi VII DPR, Proyek Lift Kaca di Pantai Kelingking Turut Disinggung