Suara.com - Menu makanan bergizi gratis (MBG) jadi perbincangan seiring beredarnya berbagai foto dan video di media sosial sejak diluncurkan pertama kali pada Senin (6/1) kemarin. Setiap daerah nampak disajikan menu MBG berbeda-beda, terutama pada lauk protein, buah, serta susu.
Jurnalis Suara.com mencoba meminta tanggapan dari ahli gizi mengenai komposisi menu disesuaikan dengan prinsip Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Diketahui, bahwa Isi Piringku merupakan pedoman yang disusun oleh Kemenkes untuk mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang.
Saat konferensi pers Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara virtual, Ahli gizi masyarakat dokter Tan Shot Yet enggan berpendapat secara gamblang mengenai hal tersebut. Hanya saja dia meminta publik ikut memantau pelaksanaan MBG agar berkelanjutan dan tepat sasaran.
"Apakah sesuai atau tidak dengan Isi Piringku dari Kemenkes? Mari kita lihat bersama-sama. Itu gunanya kenapa kita punya kontrol sosial, bukan kritik ya," ujar dokter Tan secara virtual, Rabu (8/1/2025).
Dia mengutip dari pernyataan juru bicara komunikasi Kepresidenan yang menyatakan adanya prinsip monitoring publik terhadap pelaksanaan MBG.
Monitoring tersebut bisa dilakukan terhadap pos-pos penyediaan makanan yang dibangun oleh pemerintah hingga vendor yang ditunjuk jadi penyedia makanan.
"Nah, tinggal sekarang bagaimana monitoring ini dijalankan dengan baik. Perjalanan masih panjang. Ini baru berjalan dua hari saja. Jadi, semoga insyaaAllah ini bisa berjalan seterusnya dan dengan perbaikan, bukan kemunduran," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua IDI dr. Adib Khumaidi juga berpendapat.
Baca Juga: Barbar! Viral Pejabat di Halmahera Barat Membabi Buta Gebuki Warga Diduga Tak Sudi Kantor Didemo
Menurutnya, kalau penentuan menu MBG terlihat menyesuaikan dengan karakteristik setiap daerah serta kebiasaan konsumsi masyarakatnya. Sehingga pemilihan menu makanan bergizi juga mengikuti kearifan lokal dari daerah setempat.
"Artinya orang dengan karakteristik yang di Aceh dengan di Papua mungkin berbeda. Anak karakteristik di Kalimantan dengan di Sulawesi mungkin berbeda. Jadi ini yang juga harus dikedepankan. Sehingga potensi kearifan lokal tadi, daerah, harus benar-benar dilibatkan," ujar Adib.
Menurut Adib, program MBG tidak bisa hanya dilihat per menu lauk pauk yang disajikan. Seperti perbedaan adanya susu atau tidak.
"Kita harus melihat dari aspek tentang kebutuhan gizian tadi dan kemudian bagaimana tetap kearifan lokal di dalam satu bentuk makanan yang diberikan. Sehingga itu benar-benar bisa buat sasaran dan termanfaatkan juga buat kelompok masyarakat yang akan diberikan makan bergizi gratis ini," tuturnya.
Berita Terkait
-
Barbar! Viral Pejabat di Halmahera Barat Membabi Buta Gebuki Warga Diduga Tak Sudi Kantor Didemo
-
Wacana ASN Pindah ke IKN Masih Gelap, Menpan RB: Mana Orang yang Mau Dipindahkan?
-
Usul Gandeng UMKM di Sekitar Sekolah, Legislator PDIP Kritik Menu Program MBG: Mestinya Sesuai Selera Anak
-
Heboh Review Jujur Siswa SD Sebut Rasa Menu Ayam MBG Aneh, Netizen Sedih: Sabar ya Dek!
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
Terkini
-
Pasang Badan Lindungi Warga dari Runtuhan Kaca, Kapolsek Kemayoran Dilarikan ke Meja Operasi
-
Ribuan Aparat Gabungan Amankan Aksi Buruh Gebrak di Jakarta Peringati Hari HAM Sedunia
-
Moncong Truk Trailer Ringsek 'Cium' Separator Busway Daan Mogot, Jalur TransJakarta Sempat Tertutup
-
Pura-pura Bayar Utang, Pemuda di Karawang Tega Tusuk Pasutri Lalu Sembunyi di Plafon
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
-
Dukcapil Bantu Warga Terdampak Banjir di Sumatera untuk Segera Dapatkan Layanan Adminduk
-
Digitalisasi Adminduk Selamatkan Triliunan Dana Bansos, Mendagri: Dukcapil Harus Lebih Agresif!
-
Jadi Saksi Kasus Suap RSUD, Bupati Kolaka Timur Dipindahkan KPK ke Rutan Kendari
-
Gus Ipul Dukung Langkah Tegas Gubernur Aceh Larang Jual Mahal Sembako Pasca-Bencana
-
PBNU Memanas: Yahya Cholil Staquf Tegaskan Pleno Penetapan Pj Ketua Umum Tidak Sah