Suara.com - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai posisi Megawati Soekanoputri sebagai Ketua Umum PDIP berpeluang digeser pada kongres partai mendatang. Ia menyebutkan peluang tersebut terbuka mengingat usai Megawati yang kini sudah sepuh.
"Hal itu memang perlu dilakukan karena kondisi objektif Megawati Soekarnoputri saat ini sudah sepuh. Hal ini membuat Megawati sudah tidak lagi cukup lincah untuk memimpim partai sebesar PDIP," kata Jamiluddin kepada Suara.com, Jumat (10/1/2025).
Meski peluang mengganti jabatan ketua umum terbuka, Jamiluddin menilai Megawati perlu diberikan posisi strategis dan menentukan. Posisi itu perlu diberikan kepada Megawati mengingat kondisi paetai yang saat ini sedang tidak baik.
Menurut Jamiluddin, Megawati bisa diberikan posisi sebagai Ketua Dewan Pembina PDIP atau yang setara dengan jabatan tersebut.
"Posisi itu diperlukan agar pergantian ketua umum dapat berjalan mulus. Setidaknya, bila Megawati menjadi Ketua Dewan Pembina dapat menjadi benteng gempuran dari internal dan eksternal," ujar Jamiluddin.
Sementara itu, dari internal partai, faksi-faksi yang ada berpeluang besar menerima mandat sebagai ketua umum yang dikehendaki Megawati.
"Hal itu berpeluang terjadi karena Megawati selama ini dinilai sebagai pemersatu faksi-faksi yang ada. Semua faksi akan legawa, minimal tidak berani frontal menolak pilihan Megawati," kata Jamiluddin.
Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini mengatakan cara tersebut sudah pernah dilakukan Partai Demokrat. Jamiluddin berujar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberi tempat yang strategis, sementara posisi Ketua Umum Partai Demokrat diserahkan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ia berujar strategi tersebut dapat menahan gempuran dari eksternal dan internal. Regenerasi di Partai Demokrat berjalan mulus dan sekarang soliditas internal sangat terjaga.
Baca Juga: Rocky Gerung Curigai Jokowi di Balik Misteri Pagar Laut: Mustahil Dipasang Bandung Bondowoso Semalam
Jamiluddin melihat posisi Megawati di PDIP tetap kuat kendati nanti tidak lagi menjabat sebagai ketua umum, asal digeser untuk mengisi posisi Ketua Dewan Pembina. Dengan begitu, Megawati dapat menjadi benteng untuk menahan gempuran dari eksternal terhadap PDIP.
"Pihak eksternal, termasuk kader yang sudah dipecat, tentu akan menghadapi tembok bila Megawati menjadi Ketua Dewan Pembina," kata Jamiluddin.
"Setidaknya gangguan dari eksternal bisa diredam. Hal ini dimungkinkan terjadi karena sosok Megawati akan dapat menjaga soliditas internal," sambungnya.
Menurut Jamiluddin soliditas karena Megawati tersebut yang akan menjadi benteng bagi PDIP agar sulit ditembus pihak eksternal.
"Jadi, Megawati masih tetap dibutuhkan sebagai pemersatu partai. Dengan menjadi Ketua Dewan Pembina, Megawati juga dapat mengamankan ketua umum yang dikehendakinya," kata Jamiluddin.
"Dengan cara itu, Megawati berhasil mengalihkan tongkat kepemimpinan di PDIP. Ini akan menjadi sejarah bagi Megawati yang sukses dalam suksesi estapet kepemimpinan di partainya," tandasnya.
Berita Terkait
-
Rocky Gerung Curigai Jokowi di Balik Misteri Pagar Laut: Mustahil Dipasang Bandung Bondowoso Semalam
-
Bongkar Pagar Laut di Dekat PSN PIK 2, Said Didu: Saya Tertawakan Penguasa Betapa Bodoh Serahkan Negara ke Pengembang
-
Luthfi-Yasin Disebut Curang karena Dibantu Jokowi dan Prabowo, Hamdan Zoelva: Tak Ada Pelanggaran TSM
-
Disebut Demi Syahwat Politik Jokowi, Kubu Andika-Hendrar Tuding Polri Bantu Menangkan Luthfi-Yasin di Pilkada Jateng
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?