Suara.com - Aksi seorang guru salah satu Sekolah Dasar di Medan, Sumatera Barat (Sumber) yang 'menghukum' murid penunggak SPP duduk di lantai saat belajar di kelas membuat publik geram. Kekinian, jejak digital sang guru wanita itu pun akhirnya dikuliti oleh netizen.
Salah satunya diungkap oleh akun X @TukangBedah00 pada Sabtu (11/1/2025) kemarin. Dilihat dalam unggahan akun tersebut, guru yang menyuruh muridnya belajar di lantai kelas karena menunggak SPP bernama Haryati.
Saking geramnya dengan ulah guru tersebut, tampang Haryati ikut diviralkan lewat kolase foto yang dibagikan akun tersebut.
"Sosok Bu Haryati, Guru SD Swasta Abdi Sukma di Kota Medan yang nyuruh murid duduk di lantai gara-gara nunggak SPP cuma 180 ribu," demikian keterangan akun @TukangBedah00 dikutip Suara.com, Minggu (12/1/2025).
Menurut akun itu, 'sanksi' kepada murid yang disuruh duduk di lantai kelas saat belajar seharusnya tidak dilakukan oleh pihak sekolah.
"Bayar sekolah urusan orang tua, kok anak kecil dipermalukan di antara temennya," tulis akun tersebut disertai emoji marah.
Selain foto, akun medsos yang diduga milik sang guru pun turut dibongkar oleh akun @TukangBedah00. Foto-foto sang guru bersama keluarganya yang diunggah di akun Facebook Haryati Dhl juga diumbar.
Sontak, unggahan akun itu pun langsung direspons netizen lainnya dengan beragam komentar. Kebanyakan netizen pun ikut geram hingga ingin menggeruduk akun medsos milik guru yang tega menyuruh muridnya duduk di kelas karena menunggak SPP.
"Dah malu belum ya dia? Foto profile nya di hapus hahahha," tulis akun @an******* disertai link Facebook diduga milik guru tersebut.
"Ini dia yg kucari. Mampir dulu ahh," timpal akun @Pa********.
Bahkan, ada yang menguliti identitas sang guru itu yang disebut-sebut adalah istri abdi negara.
"Istri abdi negara cuyy," tulis akun @zh******* sembari membagikan tangkapan layar soal identitas guru tersebut.
Tag
Berita Terkait
-
Pengawalan Mobil RI 36 Raffi Ahmad Dicap Feodal, Cerita Bivitri Trauma soal Patwal: Kami Sekeluarga Ditunjuki Pistol
-
Jangan Cuma Disegel, KNTI Desak KKP Segera Cabut Pagar Laut Diduga Milik Aguan: Jangan Sampai Ada Celah...
-
Rocky Gerung Curigai Jokowi di Balik Misteri Pagar Laut: Mustahil Dipasang Bandung Bondowoso Semalam
-
Bongkar Pagar Laut di Dekat PSN PIK 2, Said Didu: Saya Tertawakan Penguasa Betapa Bodoh Serahkan Negara ke Pengembang
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
-
Gubernur BI : Tiga Kunci Ini Bisa Bikin Indonesia Meroket di 2026, Apa Saja?
Terkini
-
Jejak Gus Yaqut di Skandal Kuota Haji, KPK Bongkar 'Permainan' Jatah Tambahan 20 Ribu
-
Respons Golkar Usai Bupati di Aceh Bilang Prabowo Presiden Seumur Hidup
-
Antisipasi Rob Saat Nataru 2026, Pemkab Siagakan Ratusan Satgas dan Pompa Apung di Kepulauan Seribu
-
Geger Audit PBNU, KPK Siap Turun Tangan Usut Dugaan Aliran Duit Korupsi Mardani Maming
-
Dituding Jadi Biang Bencana Banjir Sumut, PT Toba Pulp Lestari: Operasional Kami 'TAAT' Aturan
-
Ratu Sabu Golden Triangle Tumbang, Dewi Astutik Diciduk dalam Operasi Senyap di Kamboja
-
Mensos Saifullah Yusuf Ungkap Bantuan ke Sumatra Sempat Tertahan Dua Hari Akibat Akses Tertutup
-
Polda Metro Jaya Bongkar Gudang Amunisi Ilegal di Jakarta Barat, Ratusan Peluru Disita
-
Paksa Napi Makan Daging Anjing, Kalapas Enemawira Dinonaktifkan dan Jalani Sidang Etik Hari Ini
-
Lebih dari 1000 Anak di Jakarta Jadi Korban Kekerasan, Pramono Anung: 56 Persen Terjadi di Rumah