Suara.com - Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan sejak Senin (6/1/2025), hingga saat ini belum cukup merata di seluruh sekolah. Hal ini bisa berpotensi menimbulkan ketimpangan sosial dan dampak ekonomi bagi pedagang kecil.
Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti dampak sosial program MBG yang dinilai belum matang dalam implementasinya.
Adanya potensi ketimpangan distribusi dan dampak ekonomi terhadap pedagang kecil menjadi kritisi bagi program MBG.
Dampak tak langsung dari program ini terhadap pedagang kecil, khususnya kantin sekolah dan pedagang kaki lima, menjadi kekhawatiran yang belum cukup ditinjau oleh pemangku kebijakan.
Rocky menilai jika MBG tidak dikelola secara matang, akan terjadi trade-off yang merugikan kelompok lain.
“Kalau ada MBG, maka warung-warung di sekitarnya tutup, nggak ada pelanggan. Impact pada pedagang di sekitar sekolah segera harus diantisipasi, harus dimitigasi,” jelasnya seperti yang dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (14/1/2025).
Dampak ini dirasakan oleh banyak pedagang kecil yang kini kehilangan pelanggan utama mereka, yakni siswa sekolah.
Bahkan, Rocky mengkritisi ketidakmerataan penerima manfaat.
“Banyak sekolah, khususnya madrasah, belum mendapatkan program ini. Ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial,” jelasnya.
Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Belum Merata, Pemerintah Akui Masih Cari Formula Tepat
Hal ini semakin diperparah dengan kritik dari berbagai pihak, termasuk orang tua murid dan siswa sendiri, terkait standar pelayanan dan kualitas makanan yang disediakan.
Menurut Rocky, pemerintah harus bersikap terbuka terhadap kritik semacam ini agar dapat melakukan evaluasi yang komprehensif.
“Yang dipentingkan dalam evaluasi adalah keterbukaan secara maksimal. Beri kesempatan pada siswa dan orang tua murid untuk bicara sendiri,” tegas Rocky.
Ia juga menyebutkan bahwa kritik dari pedagang kecil perlu diperhatikan sebagai masukan untuk memperbaiki kebijakan ini di masa depan.
Pentingnya audit eksternal untuk mengevaluasi kualitas pelayanan, dan dampaknya terhadap masyarakat harus disegerakan oleh pemerintah.
“Pemerintah harus mengatakan kepada publik, silakan kritik kami sehabis-habisnya, supaya ada perbaikan,” tutup Rocky.
Berita Terkait
-
Program MBG Cuma Sampai Juni, Rocky Gerung Ungkap Sisi Paradoks
-
Ketua DPD Usul Masyarakat Ikut Biayai Makan Bergizi Gratis Lewat Zakat: APBN Terbatas
-
Kenapa Tak Semua Siswa Dapat Susu di Makan Bergizi Gratis? Wamentan Ungkap Alasannya
-
Temuan Mengejutkan DPD: Program MBG di Papua Perlu Perbaikan Mendesak!
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
Terkini
-
Natal Dijaga Ketat, Brimob Sterilisasi Total Gereja Katedral Jakarta
-
Komisi VIII Dorong Percepatan Revisi UU Kebencanaan Usai Banjir Sumatera, Peran BNPB Bakal Diperkuat
-
Polisi Periksa Pemilik Email Pengirim Pesan Teror Bom ke 10 Sekolah di Depok, Apa Motifnya?
-
Misteri Sosok Kamila Hamdi: Identitas Asli atau Akun Retasan di Balik Teror Bom 10 Sekolah di Depok?
-
Misteri Isi Email Teror Bom 10 SMA di Depok: Ada Nama Kamila Luthfiani, Ngaku Korban Perkosaan
-
Prabowo Mau Tata Ulang Kota, DPR: Perlu Tangan Besi Lawan Cengkeraman Pengusaha
-
Pemerintah Targetkan Sampah Bantargebang Hilang 2 Tahun, Pramono Tinggal Tunggu Arahan Bangun PLTSa
-
Panglima TNI Rotasi 187 Perwira Tinggi, Mayoritas dari Angkatan Darat
-
Saksi Sebut Pertamina Gunakan Kapal Jenggala Bango karena Stok Gas Kritis
-
Ancaman Wabah Mengintai Pengungsi Bencana Sumatra, Pakar Ingatkan Risiko ISPA hingga Kolera