Suara.com - Keberadaan pagar laut yang berada di sepanjang kawasan pantai utara (pantura) dari kawasan Tangerang Utara, Banten hingga Jakarta Utara (Jakut) disinyalir untuk menghalangi nelayan mendekat ke Proyek Strategi Nasional (PSN) Pantai Kapuk Indah 2.
Hal tersebut disampaikan Ketua Riset dan Advokasi Lembaga Bantuan Hukum-Advokasi Publik (LBH-AP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ghufroni mengungkapkan hal tersebut dalam siniar Abraham Samad Speak Up yang dilihat Suara.com, Sabtu (18/1/2025).
"Saya melihat bahwa dengan hanya panggar bambu itu, supaya nelayan atau siapapun tidak boleh mendekati proyek pembangunan PIK-2," katanya.
Ghufroni menyampaikannya sekaligus membantah tudingan bahwa pemagaran laut dengan bambu dilakukan oleh warga sekitar. Dia justru menegaskan bahwa pemagaran ini dilakukan oleh oligarki.
"Bahwa ini ada suatu upaya yang sistematis untuk menguasai lautan oleh kekuatan oligarki. Ya betul, jadi sangat tidak masuk akal bahwa pemanggaran bambu ini dilakukan oleh nelayan dan mereka swadaya," katanya.
Menurutnya, tuduhan warga sekitar untuk membangun pagar bambu di laut sepanjang sekitar 30 kilometer justru tidak masuk akal.
"Itu kan bambu itu kan membutuhkan ribuan, ratusan ribu batang bambu dan harus dibeli, dan mahal ya," ujarnya.
"Jadi kalau nelayan biasa, kemungkinan nggak. Nggak mungkin, hidupnya susah dengan bambu ini pasang pagar bambu, saya kira tidak masuk akal," katanya.
Sebelumnya, Ghufroni mengungkapkan indikasi adanya beberapa nama perorangan hingga perusahaan yang diduga menjadi dalang pemagaran laut sepanjang 30 kilometer. Nama tersebut diberikan kepada penyidik Mabes Polri lantaran telah viral di sosial media.
Baca Juga: Usai Pagar Laut Dibongkar, Pemerintah Mau Ngapain? Pakar: Solusi Jangka Panjang Harus Jelas
Nama pertama, kata Ghufroni, yang diduga ikut terlibat dalam praktik ini yakni Ali Hanafi Wijaya. Ali Hanafi Wijaya, lanjut Ghuroni, sangat familiar di wilayah Tangerang.
"Ya, bukan soal pemagaran laut, tapi juga soal pembebasan lahan yang sangat intimidatif, ya, dengan harga yang sangat murah, hampir Rp 50.000 per meter. Jadi, Ali Hanafi Widjaya ini, kami dengar, adalah tangan kanannya Anguan,” jelasnya.
Kemudian, nama lain yang ikut viral di sosial medial yakni Gozali yang merupakan anak buah dari Ali Hanafi.
“Itu sangat mungkin punya pengaruh, ya untuk pembebasan lahan,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Ghufroni, orang yang melalukan pemagaran bambu, yakni Mandor Memet. Ia sebagai pelaksana lapangan termasuk orang yang mempekerjakan para pekerja dan membeli bahan baku untuk membuat pagar laut.
“Ada Mandor Memet yang di lapangan, kemudian difasilitasi oleh Ngcun alias Gozali, kemudian soal pendanaan dan seterusnya oleh Ali Hanafi. Tinggal dikonfirmasi, mudah-mudahan itu benar adanya,” bebernya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina