Suara.com - Serangan bom yang dilakukan pasukan junta di Myanmar Tengah menyebabkan 22 orang meninggal dunia dan puluhan luka-luka.
Berdasarkan laporan media setempat, serangan bom itu menargetkan sebuah sekolah dan gedung rumah sakit di wilayah yang dikuasai pemberontak, di Desa Singut, Kotapraja Myingyan, wilayah bagian Mandalay, Myanmar.
Setidaknya 12 anggota pemberontak tewas dalam serangan udara tersebut, sementara warga sipil, termasuk anak-anak dan tenaga kesehatan, juga menjadi korban dalam pengeboman yang terjadi pada akhir pekan.
Seorang anggota tim pertahanan setempat mengatakan bahwa dua bom dijatuhkan di sebuah gedung sekolah yang digunakan pemberontak sebagai markas.
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri China mengumumkan bahwa rezim junta dan kelompok pemberontak telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 18 Januari.
Gencatan senjata itu ditandatangani oleh junta dan Myanmar National Democratic Alliance Army dalam perundingan perdamaian putaran ketujuh di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China selatan.
Menurut laporan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (Assistance Association for Political Prisoners), sedikitnya 6.106 warga sipil telah tewas akibat tindakan aparat keamanan sejak kudeta militer Myanmar pada Februari 2021, yang dilakukan oleh Tatmadaw.
Namun, angka ini belum mencakup korban dari pertempuran yang masih berlangsung. (Antara).
Baca Juga: Timnas Indonesia Makin Bersinar, Perhatian Soal Pembinaan Ikut Meningkat
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu