Suara.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai Presiden Prabowo Subianto tidak sedang mengejar efisiensi anggaran, melainkan hanya refocusing.
Sebab menurutnya bila Prabowo benar-benar menginginkan efisiensi anggaran, seharusnya kepala negara memulai dari kabinet yang ia bentuk. Menurut Dedi, Prabowo seharusnya memangkas jumlah kementerian, mengingat kebijakan efisiensi anggaran tidak sinkron dengan jumlah kabinet yang gemuk.
"Dan memang, efisiensi yang dijalankan Prabowo saat ini punya peluang merusak tata kelola kerja di pemerintah. Prabowo sebenarnya tidak sedang mengejar efisiensi melainkan hanya refocusing anggaran. Efisiensi itu tidak sinkron dengan struktur kabinet yang ia bentuk, bagaimana mungkin bisa efisien jika postur kabinet bertambah sangat besar?" kata Dedi kepada Suara.com, Selasa (11/2/2025).
Dedi mengatakan, jika benar Prabowo hendak efisien maka perlu adanya evaluasi terhadap kementerian dan lembaga yang tidak diperlukan. Kementerian dan lembaga yang tidak diperlakukan harus segera dibubarkan.
"Jika tujuannya efisiensi, perlu menganulir kabinet yang gemuk, menghilangkan peluang tumpang tindih, menghilangkan kementerian yang tidak punya dampak terhadap pembangunan, untuk urusan non pembangunan negara, dikembalikan ke otonomi daerah. Semisal, perlindungan anak dan perempuan, HAM, budaya, kependukukan, tidak seharusnya berdiri sendiri kementeriannya," tutur Dedi.
Bukan hanya evaluasi jumlah kementerian, Dedi berpandangan bahwa Prabowo juga perlu mengevaluasi program-program prioritas yang menelan anggaran besar. Hal itu perlu dilakukan bila pemerintah benar-benar ingin melakukan efisiensi.
"Dan program tidak produktif juga dihapus, MBG (makan bergizi gratis) misalnya yang telan biaya besar tetapi potensial tidak bertahan lama serta tidak berdampak," kata Dedi.
"Yang perlu dianggarkan lebih besar adalah kesejahteraan Guru, bukan makan murid karena selama ini tidak ada bukti para murid kelaparan saat sekolah," sambungnya.
Baca Juga: Wanti-wanti DPR Soal Efisiensi Anggaran, Khawatir Efek Domino ke Ekonomi Rakyat
Berita Terkait
-
Wanti-wanti DPR Soal Efisiensi Anggaran, Khawatir Efek Domino ke Ekonomi Rakyat
-
Efisiensi Anggaran, Yuk Bisa Yuk!
-
Ragu Ada 'Raja Kecil' yang Berani Lawan Presiden, Pengamat: Itu Hanya Halusinasi Prabowo
-
Prabowo Heran Studi Banding Pegentasan Kemiskinan ke Australia: Kok Belajar ke Negara Kaya?
-
Lampu Kantor Mati Gegara Anggaran Dipotong, Dalih Erick Thohir: Efisiensi Penyerapan Karbon
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
Urai Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan, Menteri Mukhtarudin Siapkan Langkah Strategis
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya