Suara.com - Presiden RI Prabowo Subianto kedatangan tamu negara Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoan, Selasa (11/2/2025) malam.
Kehadiran Erdogan di tanah air disambut langsung Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Walau suasana diguyur hujan, tidak menyurutkan niat Prabowo untuk menyambut kedatangan salah satu pemimpin negara berpengaruh di Timur Tengah itu.
Di sela-sela acara penyambutan Erdogan itu, ada satu momen yang menjadi sorotan netizen yaitu ketika Sekretaris Kabinet (Seskab) Merah Putih, Mayor Teddy Indra Wijaya, membentak pasukan pengamanan presiden (Paspampres).
Dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, terlihat Prabowo didampingi Mayor Teddy menunggu kehadiran Erdogan di bandara. Karena cuaca sedang hujan, seorang Paspampres ditugaskan memayungi Prabowo.
Prabowo dan Teddy lalu berjalan diikuti seorang paspampres yang memayungi Prabowo menghampiri pesawat yang membawa Erdogan dan rombongan.
Di tengah jalan, Teddy lalu membalikkan badannya menegur anggota Paspampres yang memayungi Prabowo. "Enggak usah ya!" tegas Teddy ke paspampres tersebut dengan wajah kesal.
Mendapat teguran, Pasmpampres itu lalu menutup payungnya dan memberikan ke seorang rekannya. Teddy yang tampak masih kesal menengok ke belakang menyuruh paspampres itu menaruh payungnya.
Sikap Teddy ini dinilai arogan dan sombong oleh sejumlah netizen. Mereka meminta Teddy untuk bersikap biasa saja ketika menegur Paspampres.
Baca Juga: Google Sepakat Ikut Aturan Prabowo untuk Batasi Anak Main Medsos
"Doi melakukan tugas sesuai standar..gak usah di bentak gitu bos," ujar seorang netizen.
"Mayor aja arogan " Kewenangan paspampres " Itu * belagu banget," papar netizen lain.
"Baru mayor aja udah songong amat. Paspampres lebih tahu apa yang harus dilakukan!" kata netizen berbeda.
Mayor Teddy memang disebut sebagai salah satu dari empat orang yang paling dekat dengan Prabowo Subianto selain Sufmi Dasco Ahmad, Hashim Djojohadikusumo dan Sjafrie Sjamsoeddin.
"Aku setuju empat orang itu sekarang adalah sumbu ring setengah yang melingkari Prabowo," ujar jurnalis senior, Uni Lubis dikutip dari Youtube Total Politik.
Berita Terkait
-
Google Sepakat Ikut Aturan Prabowo untuk Batasi Anak Main Medsos
-
Prabowo Sambut Erdogan di Bandara Sebagai Bentuk Penghormatan, Lanjut Semobil Antar ke Penginapan
-
Sebut Efisiensi Anggaran Dijegal 'Raja-raja Kecil', Jubir Prabowo Diskakmat Netizen: Dapet Salam dari Deddy Corbuzier
-
Sambil Genggam Tangan Istri, Presiden Turkiye Erdogan Payungi Prabowo saat Tiba di Indonesia
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?
-
Aktivis '98: Penangkapan Delpedro adalah 'Teror Negara', Bukan Kami yang Teroris