Suara.com - Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Eduart Wolok menyampaikan bahwa kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sulit dihindari. Apalagi UKT PTN sudah 10 tahun tidak ada penyesuaian.
Namun, Eduart menyebutkan bahwa nominal UKT pada akhirnya akan tetap menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi dari keluarga mahasiswa. Sehingga, menurutnya, kenaikan UKT tidak akan berdampak signifikan.
"Ini yang perlu dipahami, mau naik seberapa besar pun UKT, kan kembali menyangkut ke kemampuan masyarakat. Jadi meskipun di perguruan tinggi tersebut dulu ditetapkan, misalnya UKT kelas 1 sampai kelas 8, ini udah naik nih, tapi kalau memang masyarakat yang nggak mampu, nggak mungkin dibebankan kelas 8," jelas Eduart kepada Suara.com, Kamis (13/2/2025).
Meski selanjutnya UKT dinaikan, Eduart menyampaikan bahwa kebijakan itu belum tentu berkaitan langsung dengan pemangkasan Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek).
Sebelumnya, Kementerian Diktisaintek terkena efisiensi anggaran sebesar Rp14,3 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp56,6 triliun di 2025.
Namun, Eduart mengingatkan bahwa UKT sebenarnya sudah sempat akan dinaikan pada 2024.
"Ketika tahun lalu kita melakukan penyesuaian, karena sudah 10 tahun UKT tidak ada penyesuaian. Ketika kita coba melakukan penyesuaian, tapi karena ada kasus di satu perguruan tinggi, akhirnya batal," ujar Rektor Universitas Negeri Gorontalo tersebut.
Diakuinya bahwa kenaikan UKT belum tentu bisa menjadi jawaban langsung pengurangan BOPTN.
"Terutama untuk di daerah-daerah yang misalnya jumlah mahasiswa kurang mampunya cukup banyak. Kenaikan UKT kan tidak akan menjawab itu," katanya.
Baca Juga: Bantuan ke Kampus Ikut Dipangkas, Mendikti Saintek Satryo Beri Sinyal Uang Kuliah Bakal Naik
Mengenai besaran kenaikan UKT di kampus negeri, Eduart mengungkapkan kalau belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Sebelumnya diberitakan, potensi naiknya UKT itu disampaikan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro saat rapat dengan Komisi X DPR RI.
Satryo menyampaikan kalau BOPTN terkena pemangkasan, pagu awal program itu sebesar Rp6,018 triliun kemudian terkena efisiensi sebesar Rp3 triliun. Satryo mendorong anggaran dikembalikan ke pagu awal.
"Karena kalau BOPTN ini dipotong separuh, maka ada kemungkinan perguruan tinggi harus menaikkan uang kuliah," kata Satryo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Sosialisasi Program Pendidikan Gratis, SMK Negeri 2 Nabire Hadirkan Wali Murid
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten
-
Cuaca Hari Ini: Jakarta dan Sekitarnya Diguyur Hujan Ringan, Waspada Banjir
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Prabowo Tinjau Banjir Langkat, Fokus Pemulihan Warga
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut