Suara.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan bertemu dengan utusan Amerika Serikat, Keith Kellogg, pada Kamis (19/2), di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik setelah mantan Presiden AS Donald Trump menyebutnya sebagai "diktator" dan menuding Rusia memiliki posisi yang lebih kuat dalam negosiasi perdamaian.
Pernyataan Trump pada Rabu malam mengguncang Kyiv dan para pendukungnya di Eropa. Ia mengklaim bahwa Rusia “memiliki kartu” dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang, mengingat wilayah yang telah mereka kuasai sejak invasi besar-besaran ke Ukraina tiga tahun lalu.
Retorika Trump dan Respons Global
Trump telah lama mengkritik Zelenskyy, bahkan menuduhnya menumbangkan demokrasi dengan tidak mengadakan pemilihan umum di tengah darurat militer. Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social, Trump memperingatkan bahwa Zelenskyy harus bertindak cepat atau kehilangan negaranya.
“Seorang diktator tanpa pemilihan umum, Zelenskyy sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki negara yang tersisa,” tulisnya.
Pernyataan Trump menuai kecaman dari berbagai pihak. Kanselir Jerman Olaf Scholz menilai bahwa tudingan Trump salah dan berbahaya, sementara mantan Wakil Presiden AS Mike Pence menegaskan bahwa perang ini dimulai oleh Rusia, bukan Ukraina.
Di Ukraina sendiri, kritik Trump disambut dengan ketidakpercayaan.
“Menyalahkan Ukraina karena memulai perang adalah suatu absurditas,” ujar seorang prajurit Ukraina, Ivan Banias, di Kyiv.
Dinamika Baru dalam Perundingan Perdamaian
Pernyataan Trump muncul di saat Moskow dan Washington mengadakan pembicaraan baru terkait perang di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut perundingan dengan Amerika Serikat sebagai langkah pertama untuk memulihkan kerja sama dalam berbagai bidang kepentingan bersama. Namun, Ukraina tidak diundang dalam pembicaraan tersebut, yang diadakan di Riyadh, Arab Saudi, menimbulkan kekhawatiran bahwa Kyiv dan sekutu Eropanya bisa tersingkir dari proses negosiasi.
Putin sendiri menegaskan perlunya kerja sama dengan Amerika Serikat untuk menyelesaikan krisis Ukraina, seraya menyatakan bahwa tidak mungkin menyelesaikan banyak masalah tanpa meningkatkan kepercayaan antara Rusia dan AS.
Baca Juga: Macron Pimpin Pertemuan Koordinasi Eropa Terkait Ancaman Rusia di Tengah Perubahan Kebijakan AS
Sikap Zelenskyy Menjelang Pertemuan dengan Utusan AS
Meskipun situasi semakin memanas, Zelenskyy tetap optimis menjelang pertemuannya dengan Keith Kellogg.
“Sangat penting bagi kami bahwa pertemuan dan pekerjaan kami dengan Amerika secara umum bersifat konstruktif,” ujar Zelenskyy.
Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan sekutu barat dalam mencapai perdamaian yang stabil dan berkelanjutan.
“Bersama dengan Amerika dan Eropa, perdamaian dapat lebih diandalkan, dan ini adalah tujuan kami,” tambahnya.
Berita Terkait
-
Macron Pimpin Pertemuan Koordinasi Eropa Terkait Ancaman Rusia di Tengah Perubahan Kebijakan AS
-
Trump Klaim Dirinya Cegah Perang Dunia III, Kecam Zelensky "Diktator"
-
Donald Trump: Saya Cinta Ukraina
-
Donald Trump: Zelenskyy Gagal, Saatnya Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
-
Indonesia Disorot Dunia Akibat Kebijakan Prabowo Subianto, Disebut Tiru Strategi Donald Trump
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Bikin 'Sus'! KPU Bantah Ubah Data Gibran, tapi Akui Selidiki Perubahan Tampilan Website
-
Marak Kasus Anak Keracunan MBG, Kepala BPOM Buka Suara: Ini Pembelajaran Bagi Kita
-
Instruksi Bahlil: Kader Golkar Wajib Peka Sosial dan Kawal Program Nasional Tanpa Kompromi
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Pemda Diingatkan Mendagri Agar Realisasikan Pendapatan dan Belanja Sesuai Target