Suara.com - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menganggap jika upaya polisi yang diduga telah mengintimidasi personel band Sukatani terkait lagu "Bayar Bayar Bayar" adalah bentuk pembangkangan atau insubordinasi terhadap perintah Kapolri. Pasalnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menjamin institusinya tidak antikritik.
Lewat video yang diunggah di akun Instagram @yayasanlbhindonesia pada Selasa (25/2/2025), Ketua YLBHI, Muhammad Isnur turut menyinggung soal pernyataan Kapolri yang menjamin soal kebebasan berekspresi. Bahkan, bagi siapa yang mengkritik akan didaulat menjadi "Sahabat Kapolri."
Namun, terkait kasus intimidasi terhadap Band Sukatani, YLBHI menganggap ada sejumlah anggota Polri yang tidak patuh dengan perintah Kapolri.
"Dari kasus Sukatani, kita melihat ada dua hal. Yang pertama ada instruksi atau sikap Kapolri. Di mana Kapolri jelas menegaskan, menjamin kebebasan berekspresi, bahkan menjadikan kritikus yang paling tajam bagi Sahabat Kapolri. Tetapi kenyataannya di lapangan berbeda, ada yang tidak taat melaksanakan perintah Kapolri ini," ujar Isnur dikutip Suara.com, Rabu (26/2/2025).
Menurutnya, adanya upaya teror yang dialami personel Band Sukatani adalah bentuk tindakan melawan perintah Kapolri yang diduga dilakukan sejumlah anggota dari Polda Jawa Tengah.
"Ada yang coba-coba melakukan intimidasi terhadap mereka yang berekspresi dan dalam hal ini kepada Sukatani. Sebagai seniman kita lihat ini sebagai insubordinasi, bentuk pembangkangan terhadap perintah Kapolri," beber Isnur.
Atas kasus intimidasi terhadap dua personel band Sukatani, Isnur pun masih mempertanyakan siapa yang memerintahkan para polisi untuk meneror personel band bergenre post-punk/new wave asal Purbalingga itu.
"Pertanyaannya mungkinkan seorang reserse, orang Ditsiber itu bergerak sendiri? Pertanyaaannya apakah ada perintah? Siapa yang memerintahkan? Siapa yang melakukan instruksi untuk melakukan ini-itu?" ujarnya.
Demi bisa menuntaskan kasus pengintimidasian yang dialami band Sukatani, YLBHI pun mendesak agar Kompolnas, Komisi III DPR dan Propram Mabes Polri turun tangan guna mengawasi adanya upaya pembangkangan sejumlah anggota kepada perintah Kapolri terkait intimidasi dan pembredelan terhadap lagu band Sukatani.
"Maka di sini penting sekali, bukan hanya pemeriksaan Propam, kita prediksi bakal gagal di Polda Jawa Tengah. Harusnya turun Kompolnas, sebagai pengawas, turun Komisi III untuk ngecek gimana insubordinasinya. Juga turun Propam Mabes Polri, karena kami khawatir, ada banyak bias ya kalau hanya diperiksa oleh Propam Polda Jawa Tengah," ucapnya.
Diketahui, Divisi Propam Polri diketahui telah memeriksa empat anggota Ditressiber Polda Jawa Tengah yang diduga melakukan intimidasi Band Sukatani pada Jumat (21/2/2025) lalu.
Namun hingga kekinian hasil dari pemeriksaan tersebut belum disampaikan.
Lewat akun X resmi @DivPropam, mereka hanya menegaskan, pemeriksaan itu dilakukan sebagai wujud Polri tidak anti kritik dan menerima segala masukan sebagai evaluasi.
Selain itu, Divisi Propam Polri juga mengklaim menjamin keamanan dan perlindungan dua personel Band Sukatani: Muhammad Syifa Al Lutfi alias Alectroguy dan Novi Citra Indriyati atau Twister Angel.
Berita Terkait
-
Feri Amsari Kritik Telak Raffi Ahmad dan Deddy Corbuzier Masuk Kabinet Prabowo: Jadi Republik Content Creator!
-
Koar-koar Ogah Terima Gaji, Pakar Kuliti 'Cuan' Deddy Corbuzier jadi Stafsus Menhan: Jumlahnya Lebih Besar dari Gajinya!
-
Berdamai Dulu? Rocky Gerung soal Kader PDIP Diizinkan Ikut Retret Magelang: Jokowi Ingin Mega Tunduk ke Prabowo
-
Lagu Band Sukatani "Bayar Bayar Bayar" Dilarang Polisi, Ajudan Prabowo Minta Maaf
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh