Suara.com - Gubernur Bali, Wayan Koster akhirnya buka suara terkait ketidakhadirannya dalam retreat kepala daerah di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah. Koster merupakan salah satu dari kepala daerah dari PDI-P yang absen pada retreat.
Koster sebelumnya telah menyebut jika dirinya akan mengikuti retreat kepala daerah gelombang kedua. Begitu juga dengan 8 kepala daerah tingkat kabupaten dan kota di Bali yang juga belum mengikuti retreat.
Pilihan untuk mengikuti retreat gelombang kedua itu dipilih karena disediakan pilihan untuk mengikuti retreat pada gelombang kedua.
“Karena ada pola gelombang satu, gelombang dua. Kita ikut gelombang kedua,” ujar Koster saat ditemui usai Apel HUT Kota Denpasar ke-237 di Lapangan Lumintang, Denpasar, Kamis (27/2/2025).
Ketua DPD PDI-P Bali itu juga membenarkan jika alasannya tidak mengikuti retreat gelombang satu karena adanya instruksi dari Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
Koster menyebut instruksi tersebut dikarenakan adanya situasi yang kurang mengenakkan dalam internal partai.
Megawati sebelumnya memang mengeluarkan instruksi bagi kepala daerah dari PDI-P untuk mengikuti retreat. Instruksi tersebut dikeluarkan akibat penahanan Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto oleh KPK.
“Iya (menunda karena) instruksi,” ucap Koster.
“Karena kita lagi prihatin, ada situasi kurang mengenakkan di internal,” imbuhnya.
Baca Juga: Kisah Hasto Kristiyanto di Balik Jeruji Merah Putih: Kopi, Teh, dan Olahraga
Karena situasi tersebut, mantan anggota DPR RI itu juga merasa harus berempati dengan keadaan yang menimpa internal partainya. Namun, dia menegaskan jika ketidakhadirannya bukanlah upaya untuk melawan instruksi pemerintah pusat.
Koster justru menjelaskan jika Megawati mendorong kepala daerah dari PDI-P untuk mengikuti rangkaian retreat.
“Kita harus solid, berempati dengan situasi ini. Bukan kita melawan, kami sangat didorong untuk mengikuti retreat,” papar politisi berusia 62 tahun itu.
Kendati demikian, Koster meyakini jika hubungan Pemprov Bali dengan Pemerintah Pusat tetap berjalan baik. Dia juga meyakini tidak ada masalah yang akan timbul karena ketidakhadirannya pada retreat gelombang pertama.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah
 - 
            
              Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue