Suara.com - Pemimpin negara-negara Arab mengadopsi rencana rekonstruksi Gaza yang diajukan Mesir pada Selasa (5/3), dengan anggaran mencapai $53 miliar (setara Rp825 triliun). Rencana ini menegaskan bahwa tidak ada warga Palestina yang akan dipindahkan dari Gaza, berbeda dengan visi "Riviera Timur Tengah" yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Para pemimpin juga menyepakati pembentukan dana amanah untuk membiayai rekonstruksi Gaza, mengajak kontribusi internasional guna mempercepat pembangunan kembali.
Menurut komunike akhir pertemuan yang diperoleh AFP, dana tersebut akan menerima sumbangan dari negara-negara donor dan lembaga keuangan guna melaksanakan proyek rekonstruksi di wilayah Palestina. Mereka juga memperingatkan bahwa upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka dapat mengancam perdamaian regional.
"Segala upaya untuk mengusir rakyat Palestina atau mencaplok bagian dari wilayah Palestina yang diduduki akan membawa kawasan ini ke dalam konflik baru dan menggagalkan peluang stabilitas," demikian isi komunike akhir pertemuan tersebut.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menegaskan bahwa Riyadh menolak segala bentuk pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina dan tetap mendukung solusi dua negara.
"Kami menolak pembangunan pemukiman ilegal dan upaya pemindahan warga Palestina," tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa rekonstruksi Gaza harus dilakukan tanpa memindahkan penduduknya, menolak usulan Washington yang mengusulkan relokasi warga Gaza ke negara ketiga selama proses pembangunan kembali berlangsung.
"Kami mendukung Otoritas Palestina dalam langkah-langkahnya menuju keamanan dan stabilitas," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, mengatakan bahwa negaranya akan mencari dukungan dari negara-negara Muslim untuk rencana rekonstruksi Gaza dalam pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 7 Maret di Jeddah.
Baca Juga: 30 Merk Kurma dari Israel, Pikir Ulang Buka Puasa Pakai Ini, Jangan Salah Beli!
"Kami ingin memastikan bahwa rencana ini tidak hanya menjadi inisiatif Arab, tetapi juga rencana bersama dunia Islam," ujarnya.
Mesir, Yordania, dan negara-negara Arab Teluk telah berkonsultasi selama hampir sebulan untuk mencari alternatif terhadap usulan Trump yang mendorong eksodus warga Palestina dan pembangunan ulang Gaza oleh AS.
Draf komunike akhir pertemuan yang dilihat Reuters menegaskan penolakan terhadap pemindahan massal warga Palestina dari Gaza.
Rencana rekonstruksi Mesir untuk Gaza mencakup dokumen setebal 112 halaman, termasuk peta pengembangan wilayah, pelabuhan komersial, pusat teknologi, hotel-hotel pantai, hingga bandara.
Sumber yang memahami posisi Israel menyatakan bahwa Israel kemungkinan tidak akan menolak entitas Arab yang mengambil alih pemerintahan Gaza jika Hamas sudah tidak lagi berkuasa. Namun, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa tujuan perang sejak awal adalah menghancurkan Hamas baik secara militer maupun politik.
Sumber dari Hamas menyebut bahwa kelompok tersebut hanya kehilangan beberapa ribu pejuang dalam perang Gaza, yang menurut pejabat kesehatan Palestina telah menewaskan lebih dari 48.000 orang.
Sementara itu, pejabat Israel mengklaim bahwa sekitar 20.000 pejuang Hamas telah tewas, dan kelompok itu telah hancur sebagai formasi militer yang terorganisir.
Berita Terkait
-
30 Merk Kurma dari Israel, Pikir Ulang Buka Puasa Pakai Ini, Jangan Salah Beli!
-
Gencatan Senjata Rapuh, Ramadhan di Gaza Dihantui Ketakutan
-
Ancaman Netanyahu: Konsekuensi "Tak Terbayangkan" Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera
-
Pemimpin Arab Bertemu di Mesir Tolak Rencana Trump soal Gaza
-
Sinopsis Film No Other Land yang Menang Oscar 2025, Sorot Realita Pahit di Palestina
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD