Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menggelar acara penyerahan kunci Kampung Susun Bayam (KSB) kepada warga penghuni eks Kampung Bayam. Namun, ternyata hal ini tak disambut baik oleh semua warga.
Penghuni eks Kampung Bayam, Shirley Aplonia, mewakili Persaudaraan Warga Kampung Bayam (PWKB) mengatakan masih banyak warga eks Kampung Bayam yang tidak terdata sebagai penerima kunci. Mereka adalah warga yang pindah ke Rumah Susun (Rusun) Nagrak dan Marunda.
"Perencanaan dan pelaksanaan penyerahan kunci unit KSB dinilai tidak partisipatif dikarenakan tidak melibatkan Warga Kampung Bayam yang ditempatkan sementara di Rusunawa Nagrak dan Rorotan," ujar Shirley kepada wartawan, Kamis (6/3/2025).
Diketahui, setelah eks Gubernur Anies Baswedan lengser, kepastian warga yang dijanjikan tinggal di KSB semakin tidak jelas. Sebab, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tak mau memberikan harga sewa sesuai permintaan warga.
Akhirnya, mereka terpaksa tinggal di tenda hingga hunian sementara (huntara) di Jalan Tongkol. Namun, sebagian warga memutuskan mengikuti ajakan Pemprov DKI tinggal di Rusun Nagrak dan Marunda.
Shirley pun menganggap Pramono tidak partisipatif karena warga yang tak tinggal di Huntara tak diajak dalam penyerahan kunci ini.
"Ada 98 keluarga lebih tidak diberitahu dan tidak diundang dalam agenda tersebut serta tidak ada kejelasan nasib mereka ke depan," jelasnya.
Karena itu, pihak PKWB meminta Pramono dan jajarannya untuk lebih partisipatif dalam penyerahan kunci KSB kepada warga eks Kampung Bayam. Pemprov DKI dan Jakpro juga dimintu untuk melakukan evaluasi dari segi pengelolaan KSB yang kini peruntukannya diganti menjadi Hunian Pekerja Pendukung Operasional (HPPO) JIS.
"Segera mengadakan forum musyawarah/audiensi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Warga Kampung Bayam guna menyelesaikan permasalahan ketidakpastian pemenuhan hak atas tempat tinggal yang layak," pungkasnya.
Baca Juga: Anies Baswedan Hadir di Sidang Korupsi Tom Lembong, Ada Apa?
Berita Terkait
-
Hukum Bahas Politik dalam Masjid, Anies Baswedan Disindir Raja Juli Antoni
-
Pramono Pantau Situasi Jakarta Usai Banjir Surut Naik Helikopter, Lihat Bekasi Masih Parah
-
Kehadiran Anies di Sidang Perdana Bikin Tom Lembong Sumringah, Siap Buktikan Diri Tak Bersalah di Pengadilan
-
Gubernur Jakarta Buka Komunikasi dengan Kepala Daerah Penyangga Soal Banjir: Mereka Banyak Ngeluhnya
-
Anies Ungkap 3 Cara Mematikan Demokrasi, Publik Sebut Sudah Terjadi
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta