Suara.com - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Fathi menilai jika empat resep kebangkitan ekonomi yang diterapkan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada masa pemerintahannya masih relevan dengan kondisi saat ini.
Menurutnya, adanya strategi tersebut dapat menjadi inspirasi dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang lebih baik ke depan.
“Empat pilar kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh Presiden SBY, yaitu meningkatkan konsumsi rumah tangga, memperkuat belanja pemerintah, memastikan ekspor terus mengalir, serta meningkatkan investasi, telah terbukti membawa Indonesia keluar dari krisis dan mencapai pertumbuhan yang stabil. Ini adalah pelajaran berharga yang perlu kita teruskan,” kata Fathi di Jakarta, dikutip Selasa (11/3/2025).
Fathi yang saat ini bertugas di Komisi XI DPR RI, yang membidangi keuangan dan perekonomian, menekankan bahwa strategi serupa masih sangat relevan untuk diterapkan dalam situasi ekonomi Indonesia saat ini.
“Kami di Komisi XI DPR RI akan terus mendorong kebijakan yang memperkuat daya beli masyarakat, meningkatkan efektivitas belanja negara, memperkuat ekspor, serta menarik lebih banyak investasi, baik dalam negeri maupun asing. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan dapat tercapai,” katanya.
Terkait optimisme SBY terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi tantangan ekonomi, ia memberikan penilaian positif.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan DPR sangat penting dalam memastikan kebijakan ekonomi yang tepat sasaran dan berpihak pada rakyat.
“Kita harus tetap optimistis, sebagaimana pesan Pak SBY. Indonesia memiliki banyak potensi untuk berkembang, dan kunci utamanya ada pada kebijakan yang konsisten, inklusif, serta berorientasi pada kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.
SBY
Baca Juga: Berkiblat ke Jokowi, Untung atau Rugi usai Partai Kaesang Ganti Nama PSI Perorangan?
SBY sebelumnya mengaku membagikan jurus jitu untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. 'Resep' yang dibagikan SBY itu diklaim pernah dicoba untuk mengantisipasi keterpurukan ekonomi di era pemerintahannya.
“Saat saya masuk tahun 2004, pertumbuhan ekonomi hanya 4 persen. Dalam setahun, kami berhasil menaikkannya menjadi 5,1 persen dan itu terjaga selama 10 tahun,” ujar SBY lewat keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu (9/3/2025).
Ia mengatakan bahwa kondisi terpuruknya ekonomi dikarenakan investasi yang rendah yang diakibatkan dari tidak adanya stabilitas sosial maupun ekonomi.
“Situasi kita waktu itu tidak ada keamanan, tidak ada stabilitas sosial, iklim investasi buruk, tidak ada kepastian hukum, kurangnya infrastruktur. Investment climate was so poor (iklim investasi sangat buruk). Siapa mau investasi di Indonesia? Yang ada capital outflow, rupiah terguncang,” ujarnya.
Untuk membangkitkan kembali Indonesia dari keterpurukan ekonomi, SBY menerapkan empat kunci utama, yaitu meningkatkan konsumsi rumah tangga, meningkatkan belanja pemerintah, memastikan ekspor terus mengalir, dan investasi.
“Termasuk hilirisasi dan industrialisasi yang harus berhasil,” imbuhnya.
Berita Terkait
-
Kapolri soal Viral Aipda IR Intimidasi Pencari Bekicot: Kalau Memang Salah, Proses!
-
Ungkit Masalah Ekonomi, SBY Blak-blakan Ungkap Nasib Indonesia di Tangan Prabowo
-
Dihadiri SBY-Jokowi, Begini Pesan Megawati usai Absen Undangan Prabowo di Parade Senja Magelang
-
Muncul di Retret Kepala Daerah, Puan Bongkar Isi Obrolannya Bareng Jokowi, SBY dan Prabowo
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Tepis Tudingan Menkeu Purbaya Dana 'Nganggur', KDM Tak Sudi jika Dikubuli Anak Buah: Saya Pecat!
-
Profil Kontras Heri Gunawan: Politisi Gerindra Pro-Rakyat, Diduga Korupsi CSR BI, Beri Mobil Mewah
-
Nekat Gugurkan Kandungan 8 Bulan Demi Pekerjaan, Wanita di Bekasi Ditangkap Polisi
-
Babak Baru Korupsi Dana CSR BI, KPK Sita Mobil Staf Ahli Anggota DPR Heri Gunawan
-
Meski Hampir Rampung, Istana Ogah Buru-buru Terbitkan Perpres MBG
-
Belum Tahan Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi karena Alasan Sakit, KPK: Sakitnya Menular atau Tidak?
-
Istana Beri Sinyal Mobil Nasional Masuk PSN, Danantara Siap Jalankan Proyek?
-
Tega Aborsi Bayi karena Ngeluh Sulit Dapat Kerja, Wanita di Bekasi Ditahan Polisi
-
Prabowo Mau Disogok Rp16,5 Triliun dan Hashim Rp25 Triliun, Begini Respons Istana
-
Polemik Dana Pemprov yang 'Parkir': Mengapa Jabar Bantah, DKI 'Jujur', dan BI Buka Data?