Suara.com - Kasus perdagangan orang di Asia Tenggara terus meningkat, terutama di sektor penipuan online (online scam).
Negara-negara seperti Myanmar, Kamboja, Laos, dan Filipina menjadi pusat aktivitas ini. Banyak korban yang tertipu oleh tawaran pekerjaan palsu, kemudian dipaksa melakukan penipuan online dan mengalami kekerasan fisik selama masa isolasi.
Baru-baru ini, operasi penegakan hukum di perbatasan Myanmar berhasil menyelamatkan lebih dari 7.000 korban dari berbagai negara, termasuk 554 warga Indonesia.
Mereka menjadi korban penipuan perekrutan dan membutuhkan bantuan segera. Namun, proses identifikasi korban dalam jumlah besar ini menjadi tantangan serius, menekankan pentingnya koordinasi dan dukungan internasional.
Pemerintah Indonesia, melalui kementerian dan lembaga terkait, telah mengambil langkah respons kemanusiaan. Hingga saat ini, sekitar 400 korban asal Indonesia telah berhasil dipulangkan.
Menko Politik dan Keamanan, Budy Gunawan, menjelaskan bahwa korban mengalami tekanan berat dan kekerasan fisik selama bekerja di bawah sindikat online scam.
"Mereka dipukul, disetrum, bahkan diancam pengambilan organ tubuh jika gagal mencapai target yang diberikan oleh penculik," ujarnya pada Selasa (18/3/2025).
Untuk mengatasi masalah ini, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) turut berperan aktif.
Kepala Unit Penanggulangan Perdagangan Orang IOM, Eny Rofiatul Ngazizah, menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan pelatihan khusus bagi staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Thailand.
Baca Juga: 554 WNI Disiksa Selama Disandera Mafia Online Scam di Myanmar: Diancam Organ Tubuhnya Diambil!
"Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas staf KBRI dalam mengidentifikasi dan membantu korban perdagangan orang," jelasnya.
Selain pelatihan, IOM juga mendukung penyediaan penampungan sementara bagi korban yang kembali ke Jakarta.
Mereka bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Sosial untuk memberikan layanan perawatan dan bantuan tindak lanjut.
Angka perdagangan orang di Asia Tenggara semakin tinggi, paling banyak di sektor online scam, khususnya di Myanmar, Kamboja, Laos, dan Filipina.
Para korban, perdagangan paling banyak akibat tertipu oleh tawaran pekerjaan palsu dan kemudian dipaksa melakukan penipuan online. Mereka juga sering mengalami kekerasan fisik selama isolasi.
Baru-baru ini, tindakan tegas terhadap operasi perdagangan orang di wilayah perbatasan Myanmar mengakibatkan lebih dari 7.000 orang dari berbagai negara membutuhkan bantuan segera, termasuk 554 warga negara Indonesia yang menjadi korban penipuan perekrutan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian