Suara.com - Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman mengemukakan bahwa pemerintah saat ini telah menerapkan sistem transmigrasi baru.
Apabila dahulu transmigrasi dikenal sebagai upaya merelokasi masyarakat di Pulau Jawa untuk pindah ke daerah luar, Iftitah menekankan bahwa pemerintah kini telah punya paradigma baru.
Dia menyampaikan bahwa transmigrasi tidak lagi hanya bicara lahan kosong, tetapi saat ini lebih luas lagi, yakni mengenai pertumbuhan baru.
"Tentang membangun peradaban baru di tanah baru. Kita belajar dari banyak kawasan, bagaimana transmigrasi membangun pusat pertumbuhan baru, yang modern dan terintegrasi," kata Iftitah saat temu media 'Transmigrasi Baru Indonesia Maju' di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Pada kesempatan itu, Iftitah juga memperkenalkan 5 pilar yang kini digunakan sebagai paradigma Transmigrasi Baru.
Pertama, imbuhnya, Transmigrasi Tuntas yang berarti menyelesaikan masalah lahan dan hak -hak transmigran.
Dia menekankan kalau masyarakat tidak boleh menjadi korban, sehingga segala hak mereka saat menjalani transmigrasi harus benar-benarkan dituntaskan.
Kedua, Transmigrasi Lokal berupa menggerakkan potensi desa-desa dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat lokal.
"Dari lokal, menuju kota baru yang maju dan mandiri," katanya.
Ketiga, Transmigrasi Patriot, yakni dengan membangun manusia unggul, mencetak patriot yang membangun Indonesia dengan potensi yang dimiliki transmigran.
Baca Juga: Akui Pemerintah Salah Perencanaan Transmigrasi Rempang, Menteri Iftitah akan Minta Maaf Saat Lebaran
Keempat, Transmigrasi Karya Nusantara. Iftitah menjelaskan bahwa kehadiran kawasan transmigrasi harus sebagai sentra ekonomi untuk penciptaan lapangan kerja.
Sehingga akan ada molaborasi dengan korporasi dan koperasi. Serta enghubungkan kawasan dengan pasar nasional dan global.
"Kelima, Transmigrasi Gotong Royong. Revitalisasi kawasan transmigrasi lama. Menghidupkan kembali semangat gotong royong lintas sektoral dan pembangunan kawasan Transmigrasi secara berkelanjutan," ucapnya.
Menurut Iftitah, tujuan utama dari transmigrasi ialah untuk membangun peradaban baru, menciptakan masa depan yang lebih lebih adil, dan lebih makmur bagi setiap daerah di Indonesia.
Oleh karena itu, dia menegaskan kalau transmigrasi harus dilakukan atas sukarela masyarakat, bukan karena paksaan.
"Mari kita bawa semangat transmigrasi ini ke seluruh Nusantara. Bukan hanya dari pulau ke pulau, tapi dari hati ke hati, dari pikiran ke pikiran, agar Indonesia benar-benar maju bersama," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?