Suara.com - Pemerintah Myanmar secara resmi mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari sebagai bentuk penghormatan bagi para korban gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang negara tersebut.
Dalam periode berkabung ini, bendera nasional dikibarkan setengah tiang sebagai simbol duka cita mendalam atas tragedi yang telah merenggut banyak nyawa serta menyebabkan kerusakan besar di berbagai wilayah.
Langkah ini mencerminkan solidaritas nasional dan empati terhadap keluarga korban serta mereka yang terdampak, sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah dalam menangani dampak bencana dengan serius.
Selain itu, berbagai upaya tanggap darurat juga terus dilakukan, termasuk evakuasi korban, distribusi bantuan kemanusiaan, dan rekonstruksi infrastruktur yang rusak.
Masyarakat Myanmar, bersama dengan komunitas internasional, turut bersatu dalam memberikan dukungan, baik dalam bentuk materi maupun doa, demi membantu proses pemulihan pascagempa.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang Myanmar pada 28 Maret 2025 telah menyebabkan jumlah korban tewas meningkat drastis menjadi 2.719 orang, dengan 4.521 lainnya mengalami luka-luka dan lebih dari 400 orang dilaporkan hilang.
Kota Mandalay menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak, dengan banyak bangunan yang hancur dan infrastruktur yang rusak parah.
Upaya penyelamatan terus dilakukan, namun tantangan besar dihadapi akibat kerusakan jalan dan jembatan yang menghambat akses ke daerah-daerah terdampak.
Pemerintah Myanmar telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari sebagai bentuk penghormatan kepada para korban. Selama periode ini, bendera nasional dikibarkan setengah tiang.
Baca Juga: Viral Video Nenek dan Cucunya Selamat dari Maut usai 15 Jam Terjebak di Reruntuhan Gempa Myanmar
Gempa ini merupakan yang terkuat di Myanmar dalam lebih dari satu abad, dengan episentrum terletak di dekat Sagaing, sekitar Mandalay.
Selain korban jiwa, gempa juga menyebabkan kerusakan signifikan pada pagoda kuno dan bangunan modern.
Situasi semakin diperparah dengan adanya perang sipil yang sedang berlangsung di negara tersebut, yang mempersulit distribusi bantuan kemanusiaan.
Banyak penyintas yang kini menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan tempat tinggal yang layak.
Meskipun upaya penyelamatan terus dilakukan, harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat semakin menipis seiring berjalannya waktu.
Risiko wabah penyakit juga meningkat akibat infrastruktur sanitasi yang rusak.
Tag
Berita Terkait
-
Viral Video Nenek dan Cucunya Selamat dari Maut usai 15 Jam Terjebak di Reruntuhan Gempa Myanmar
-
BKSAP DPR RI Desak Junta Myanmar Hentikan Pengeboman Warga Sipil Pasca Gempa 7,7 SR
-
Misi Kemanusiaan di Tengah Lebaran, Tim Aju BNPB Terbang ke Myanmar Pasca Gempa
-
Myanmar Umumkan 7 Hari Masa Berkabung, Min Aung Hlaing Minta Bantuan Malaysia Pasca Gempa Maut!
-
Telan Korban Jiwa 1.700 Orang, Ini Hal-hal yang Perlu Diketahui Tentang Gempa Myanmar
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
18 Hari Mengungsi, Korban Banjir Pidie Jaya Butuh Tenda untuk Kembali ke Kampung Halaman
-
Perpol Baru Izinkan Polisi Aktif Isi Jabatan Sipil, Kok Berbeda dengan Putusan MK?
-
Kuasa Hukum: Banyak Pasal Dipreteli Polisi dalam Kasus Penembakan 5 Petani Bengkulu Selatan
-
Komplotan Pencuri Modus 'Pura-pura Ditabrak' Diringkus Polisi
-
Usai Mobil MBG Tabrak Puluhan Anak SD di Cilincing, Apa yang Harus Dibenahi?
-
Jeritan Pilu Pedagang Kalibata: Kios Ludes Dibakar Massa, Utang Ratusan Juta Kini Menjerat
-
Benarkah Sakit Hati Ditegur Jadi Motif Siswi SD Bunuh Ibu Kandung di Medan?
-
Dishub Ungkap Kondisi Mobil SPPG Penabrak Puluhan Siswa di Cilincing
-
Bencana Sumatera Disebut Bukan Sekadar Alam, Tapi 'Bencana Pejabat' dan Beban Bagi Prabowo
-
Pengamat Ungkap Untung-Rugi Jika Bulog dan Bapanas Disatukan