Unggahan berisi klaim “lumpur lapindo berhenti menyembur” merupakan konten dengan konteks yang salah (false context).
Lumpur Lapindo: Bencana Industri Terbesar dalam Sejarah Indonesia
Lumpur Lapindo atau biasa dikenal sebagai Semburan Lumpur Sidoarjo (Lusi) adalah salah satu bencana lingkungan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Bencana ini bermula pada 29 Mei 2006, ketika semburan lumpur panas tiba-tiba muncul dari dalam tanah di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.
Asal Usul dan Dugaan Penyebab
Semburan ini terjadi tidak jauh dari lokasi pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas, sebuah perusahaan energi yang saat itu melakukan eksplorasi gas bumi di sumur Banjar Panji-1.
Dugaan awal menyebutkan bahwa kegiatan pengeboran menyebabkan tekanan bawah tanah yang tidak terkendali, sehingga memicu semburan lumpur panas dari kedalaman sekitar 3.000 meter.
Namun, terdapat dua versi besar mengenai penyebab bencana ini:
Kesalahan pengeboran oleh Lapindo Brantas, tanpa casing pelindung saat melintasi zona bertekanan tinggi.
Gempa bumi Yogyakarta pada 27 Mei 2006 yang diduga turut memicu pergerakan tekanan bawah tanah.
Baca Juga: CEK FAKTA: Akun TikTok Sebarkan Tautan Pemutihan Pajak
Meskipun versi pertama lebih banyak dipegang oleh para ahli, perdebatan penyebab ini masih berlangsung hingga kini.
Dampak Sosial dan Lingkungan
Semburan lumpur tidak berhenti hingga kini dan telah menenggelamkan lebih dari 16 desa di tiga kecamatan: Porong, Tanggulangin, dan Jabon. Ribuan rumah, sekolah, tempat ibadah, sawah, dan jalan raya—termasuk sebagian Jalan Tol Surabaya-Gempol—terkubur di bawah lumpur.
Dampaknya meliputi:
- Sekitar 60.000 jiwa harus mengungsi dan kehilangan tempat tinggal.
- Infrastruktur hancur, aktivitas ekonomi lumpuh.
- Ancaman kesehatan akibat gas beracun seperti H2S (hidrogen sulfida) dan polusi udara.
Penanganan dan Kontroversi
Pemerintah pusat kala itu membentuk Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) untuk menangani dampak bencana.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya
-
Prabowo Teken Inpres Soal Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekah, Begini Isinya
-
Pernyataan Terkini Kejagung Soal Dugaan Korupsi Tol Cawang-Pluit Seret Anak 'Raja Tol' Jusuf Hamka
-
Papua Mencekam, OTK Bersenjata Serbu Proyek Vital, Ekskavator Jalan Trans Nabire-Timika Dibakar
-
Jejak 'Uang Haram' Zarof Ricar Terendus, Aset Baru Rp 35 M Atas Nama Anak Ikut Disita