Suara.com - Pihak TNI menyebut telah terjadi penyerangan yang dilakukan oleh pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Distrik Suntamon, Yahukimo, Papua.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/ Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, mengatakan berdasarkan keterangan dari warga pendulang emas yang berhasil menyelamatkan diri, ada sejumlah warga lain yang menjadi korban penyerangan dari TPNPB-OPM.
“Terdapat beberapa warga sipil yang sehari-hari sebagai pendulang telah menjadi korban penyerangan dari gerombolan OPM penjahat kemanusiaan di Distrik Suntamon Yahukimo,” kata Candra, dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).
Meski demikian, Candra mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mengetahui jumlah pasti korban penyerangan yang dilakukan selama tiga hari belakangan sejak tanggal 6-8 April kemarin.
“Belum dapat dipastikan berapa jumlah yang meninggal maupun yang luka-luka,” ujarnya.
Candra kemudian membantah para korban tewas ada yang merupakan personel TNI yang sedang menyamar sebagai pendulang emas dalam upaya memata-matai pihak TPNPB-OPM.
Ia menegaskan bahwa tidak ada Prajurit TNI yang sebagai pendulang, sehingga sudah dapat dipastikan korban bukan prajurit TNI karena tidak ada prajurit TNI di lokasi tersebut.
"Pemberitaan hoaks bahwa korban adalah prajurit TNI, itu propaganda sengaja disebar oleh gerombolan OPM dan simpatisannya. Semua itu alasan yang dicari-cari oleh gerombolan OPM untuk mencari pembenaran aksinya untuk membunuh warga sipil,” tegas Candra.
Sebelumnya, juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan telah mengeksekusi mati 11 personel TNI yang menyamar sebagai pendulang emas di wilayah operasi TPNPB.
Baca Juga: OPM Bakar Hidup-hidup Guru, DPR Murka: Pemerintah Harus Cari Solusi
Eksekusi ini telah dilakukan Pasukan TPNPB mulai dari tanggal 6-8 April 2025, atau hasil operasi Pasukan TPNPB selama 3 hari.
“Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut berhasil membunuh 11 anggota Militer Pemerintah Indonesia dan tiga orang lainnya luka-luka,” ungkapnya, Selasa (8/4/2025) kemarin.
Sebby juga meminta kepada Presiden Prabowo Subianto agar segera berhenti mengirimkan pasukan ke Papua.
“Kami sampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk segera hentikan pengiriman pasukan ke Papua untuk menjadikan mereka sebagai pendulang emas, tukang bangunan, tukang bakso dan sebagainya, dan itu kami akan bunuh,” ujarnya.
“Sebab, panglima TNI menyatakan bahwa itu adalah anggota saya. Maka sesuai dengan pernyataan Panglima TNI kami sudah eksekusi mati sebelas anggotanya yang bertugas sebagai pendulang emas di Yahukimo,” Sebby menambahkan.
TPNPB-OPM Berulah
Diberitakan, Mantan Kapolsek Mulia, Iptu Djamal Renhoat, tewas usai ditembak oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, mengatakan korban ditembak saat sedang berada di depan toko kelontong miliknya, Kampung Wuyuki, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Senin (7/4/2025) kemarin.
“Betul. Beliau ditembak di depan toko kelontong milik beliau,” kata Faizal kepada awak media saat dikonfirmasi, Selasa (8/4/2025).
Hingga saat ini, Faizal mengklaim kodisi di Puncak Jaya sudah kondusif. Hal ini setelah aparat keamanan melakukan penebalan personel.
“Tadi pagi kami sudah tambah penebalan di Puncak Jaya sebanyak 100 personel,” ucapnya.
Peristiwa ini bermula, ketika korban sedang berada di depan toko kelontong miliknya, namun secara tiba-tiba korban ditembak oleh orang tidak dikenal. Diduga penembakan tersebut dilakukan oleh TPNPB-OPM.
Akibat insiden ini, Djamal mengalami luka dibagian pipi kanan hingga tembus ke bagian leher. Ia sempat dievakuasi ke RSUD Mulia, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Berita Terkait
-
Eks Kapolsek Mulia Puncak Jaya Papua Tewas Ditembak TPNPB-OPM di Depan Warung Kelontong Miliknya
-
Akui Tembak Mati Eks Kapolsek, OPM Blak-blakan Tantang Prabowo: Jika Anda Jagoan, Turun Perang!
-
Soroti Militerisme di Papua usai Guru Dibunuh OPM, Begini Kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti
-
Bunuh Guru, Legislator PDIP Kecam Tindakan Biadab OPM: Negara Harus Segera Tumpaskan Mereka!
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara