Suara.com - Menjelang peringatan Hari Kartini setiap 21 April, Dewan Perempuan Internasional (International Council of Women/ICW) menyoroti capaian dan tantangan perempuan Indonesia dalam mewujudkan emansipasi.
Wakil Ketua ICW, Giwo Rubianto Wiyogo, menyampaikan bahwa pemikiran Raden Ajeng (RA) Kartini yang terangkum dalam buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang' bisa menjadi landasan penting perjuangan kesetaraan gender di Indonesia.
"Hari ini, semangat 'Habis Gelap Terbitlah Terang' telah terwujud dalam banyak bentuk. Perempuan Indonesia telah menunjukkan kemampuannya dalam berbagai profesi dan bidang ilmu," kata Giwo Rubianto dalam keterangan persnya, Minggu (20/4/2025).
Giwo Rubianto juga menyebut catatan-catatan Kartini telah menginspirasi banyak perempuan untuk menggali potensi diri dan mencetak prestasi di berbagai bidang. Salah satu indikatornya terlihat dari statistik pendidikan.
Data tahun 2024 menunjukkan bahwa perempuan di Sulawesi Utara menempuh pendidikan rata-rata selama 9,85 tahun, lebih tinggi dibanding laki-laki yang rata-rata 9,7 tahun. Di Sumatera Barat, angka rata-rata pendidikan perempuan tercatat 9,3 tahun, juga sedikit lebih lama dibanding laki-laki yang rata-rata 9,2 tahun.
Giwo Rubianto menganggap jika kontribusi perempuan di dalam sektor pendidikan juga sangat besar. Sekitar 70 persen dari total guru di Indonesia merupakan perempuan. Ini menegaskan peran strategis perempuan dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.
Sementara di bidang ekonomi, peran perempuan juga makin menonjol. Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyebutkan bahwa dari sekitar 65 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sebanyak 64 juta merupakan usaha mikro, dan sekitar 60 persen di antaranya dikelola oleh perempuan.
"Ini menunjukkan betapa perempuan menjadi tulang punggung perekonomian," ujar Giwo, yang juga menjabat Ketua Umum Gerakan Wanita Sejahtera.
Namun begitu, perjuangan untuk memenuhi hak-hak perempuan masih jauh dari selesai. Masih banyak perempuan yang menghadapi diskriminasi, pelecehan, serta kekerasan. Sebagian lainnya belum memiliki akses setara terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan hak-hak dasar lainnya.
Baca Juga: Ungkap Gelar Jokowi Berubah-Ubah, Profesor LIPI: Saya Terkaget-kaget dan Bengong!
Giwo Rubianto pun mendorong perempuan untuk terus menghadapi tantangan zaman dan mengambil peran aktif dalam menciptakan perubahan.
"Jadilah perempuan yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengeksekusi, tidak hanya bertanya, tetapi juga menjawab tantangan zaman," pesannya.
Diketahui, RA Kartini merupakan pahlawan wanita yang kiprahnya selama hidup telah memperjuangkan hak-hak wanita Indonesia. Berkat perjuangannya itu, kaum perempuan di Indonesia kini memiliki hak-hak yang setara dengan laki-laki. Setelah meninggal dunia di usia muda, Kartini kini diperingati oleh rakyat Indonesia siap tanggal 21 April.
Meski hari lahirnya diperingati setiap tahun, tak banyak yang tahu mengenai sepak terjang RA Kartini. Selain dikenal sebagai pejuang emansipasi perempuan, ia punya banyak fakta menarik lain yang harus kita ketahui. Ini dia:
1. Menulis buku yang isinya menuai kontroversi
Mengutip dari laman PIPS Universitas Islam Raden Rahmat, dikatakan kalau buku Kartini yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ menuai kontroversi. Buku ini berisi surat yang dibuat Kartini untuk kepada sahabatnya di Belanda. Namun, buku ini sempat diragukan kebenarannya oleh para sejarawan lantaran tidak ada bukti valid bahwa seluruh surat di dalam buku tersebut adalah tulisan tangan Kartini.
Berita Terkait
-
Ungkap Gelar Jokowi Berubah-Ubah, Profesor LIPI: Saya Terkaget-kaget dan Bengong!
-
Profesor LIPI: Uji Keaslian Ijazah Jokowi Harus Didorong ke Pengadilan, Bukan Kekeluargaan
-
Tanggapi Desakan Jenderal Fachrul Razi dkk Copot Wapres, PSI Bela Gibran: Ini Mandat Rakyat!
-
Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
-
Roy Suryo Uji Ijazah Jokowi Pakai Program ELA: Gambarnya Kotor, Banyak Bercak Kayak Kotoran Burung
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN