Suara.com - Kasus kekerasan yang menyeret dunia pendidikan kedokteran kembali mencuat ke permukaan, kali ini dengan latar belakang yang mengejutkan dan memprihatinkan.
Seorang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya (Unsri) diduga menjadi korban kekerasan fisik yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Mohammad Hoesin Palembang, Sumatra Selatan.
Berbeda dari beberapa kasus sebelumnya di mana PPDS kerap disorot sebagai pelaku pelanggaran etik atau profesional, kali ini justru posisi mereka sebagai korban yang menjadi sorotan tajam.
Dugaan kekerasan ini pertama kali diungkap oleh akun Instagram @ppdsgramm, yang memposting laporan mengejutkan bahwa seorang peserta PPDS bagian anestesi telah mengalami kekerasan serius yang dilakukan oleh seorang konsulen, yakni dokter senior yang bertugas sebagai pembimbing klinis.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa kekerasan yang terjadi begitu parah hingga korban harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) P2 bedah RSUP Mohammad Hoesin.
Yang lebih mencengangkan, tindakan kekerasan itu menyebabkan hematom pada alat vital korban — suatu kondisi medis di mana terjadi pengumpulan darah di luar pembuluh akibat trauma fisik, yang dalam dunia medis kerap diidentifikasi melalui pembengkakan atau lebam yang menyakitkan.
Fakta ini bukan hanya mengguncang komunitas medis dan akademik, tetapi juga mengundang keprihatinan publik luas karena mengindikasikan adanya dinamika kekuasaan yang menyimpang dalam proses pendidikan spesialisasi kedokteran.
“Masalah awalnya gak ada min saat visite pasien kejadiannya. Saat ini korban sedang di SPI RSMH min perihal kejadiannya,” tulis dalam postingan Instagram @ppdsgramm.
Kasus ini kembali menegaskan perlunya reformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan kedokteran yang lebih berorientasi pada etika, keamanan peserta didik, serta pengawasan ketat terhadap interaksi antara senior dan junior di ruang-ruang pendidikan klinis.
Baca Juga: Konsulen Diduga Tendang Testis Dokter Muda FK Unsri, Korban Dilarikan ke IGD
Dalam pernyataan resminya, pihak rumah sakit membenarkan adanya insiden kekerasan fisik yang dialami oleh peserta PPDS tersebut, yang saat itu sedang mengikuti program spesialisasi di bagian anestesi.
Direktur Utama RSUP Mohammad Hoesin Palembang, Siti Khalimah, menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan investigasi menyeluruh guna mengungkap fakta sebenarnya di balik dugaan kekerasan terhadap salah satu peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya.
Siti menegaskan bahwa tim internal rumah sakit telah dikerahkan untuk menelusuri setiap informasi yang beredar, termasuk memeriksa kronologi kejadian, mendalami keterangan saksi, serta berkoordinasi dengan pihak fakultas kedokteran dan manajemen pendidikan spesialis.
“Tunggu nanti kami kabari jika selesai,” ujar Siti dikonfrimasi Rabu (23/4/2025).
Pernyataannya menjadi penanda bahwa rumah sakit tidak akan tinggal diam, dan berkomitmen menjaga integritas serta keselamatan lingkungan pendidikan dan pelayanan medis yang selama ini menjadi fondasi utama rumah sakit rujukan nasional tersebut.
Di tengah riuhnya perhatian publik dan media, langkah investigasi ini menjadi krusial untuk menjawab tanda tanya besar masyarakat—apakah benar telah terjadi pelanggaran etik dan kekerasan yang seharusnya tidak memiliki tempat dalam dunia kedokteran.
Tag
Berita Terkait
-
Konsulen Diduga Tendang Testis Dokter Muda FK Unsri, Korban Dilarikan ke IGD
-
Terbang ke Sumsel, Prabowo Mau Luncurkan Gerina hingga Tanam Raya di Banyuasin
-
Ngaku Titisan Eyang Putri, Dukun Setubuhi Mahasiswi 7 Bulan Hingga Hamil
-
Mitra Makan Bergizi Gratis di Palembang Ungkap Fakta Berbeda Soal Pembayaran
-
Fakta Polisi Aniaya Mantan dan Todongkan Pistol Ternyata Positif Narkoba
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN
-
'Cuma Omon-omon?' Refly Harun Skeptis Prabowo Bisa Lepas dari Pengaruh Jokowi
-
Siap-siap, Sidang Dimulai: KPK Limpahkan Berkas Eks Kadis PUPR Sumut ke Jaksa
-
PDIP Gagas Sumpah Pemuda Baru, Ini Kata Hasto Kristiyanto
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN