Suara.com - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Muhammad Hoesin Palembang akhirnya angkat bicara mengenai dugaan kekerasan yang menimpa seorang dokter muda dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) yang tengah menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Dalam pernyataan resminya, pihak rumah sakit membenarkan adanya insiden kekerasan fisik yang dialami oleh peserta PPDS tersebut, yang saat itu sedang mengikuti program spesialisasi di bagian anestesi.
Peristiwa ini mencuat ke publik setelah sebuah akun Instagram bernama @PPDSgramm mengunggah sebuah narasi mengejutkan, di mana disebutkan bahwa korban mengalami tindak kekerasan berupa tendangan ke bagian testis yang diduga dilakukan oleh salah satu konsulen, atau dokter senior yang menjadi pembimbing klinis dalam program pendidikan tersebut.
Tak hanya berhenti di situ, dalam unggahan itu juga disebutkan bahwa akibat kekerasan tersebut, korban mengalami pendarahan serius hingga harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Muhammad Hoesin untuk mendapatkan penanganan medis.
Peristiwa ini sontak mengundang keprihatinan luas, terutama dari kalangan tenaga kesehatan dan akademisi, mengingat kasus kekerasan dalam dunia pendidikan kedokteran bukanlah hal baru, namun jarang terekspos secara terbuka.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan petugas untuk memastikan lingkungan kerja tetap aman dan kondusif bagi seluruh tenaga kesehatan mapun pasien dan keluarga," kata Humas RSUP Muhammad Hoesin Suhaimi, Rabu (23/4/2025).
Ia menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik.
Dalam keterangannya pada Selasa, 22 April 2025, Suhaimi menyatakan bahwa pihak rumah sakit sangat menyesalkan kegaduhan yang terjadi, terutama karena hal tersebut telah menimbulkan ketidaknyamanan bagi sejumlah pihak, baik tenaga kesehatan, pasien, maupun keluarga mereka.
Ia menegaskan bahwa rumah sakit tidak tinggal diam dan terus melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk aparat keamanan internal dan eksternal, guna memastikan bahwa lingkungan kerja tetap aman, kondusif, dan profesional untuk semua pihak yang berada di lingkungan rumah sakit.
Baca Juga: Ngaku Titisan Eyang Putri, Dukun Setubuhi Mahasiswi 7 Bulan Hingga Hamil
Suhaimi juga mengimbau masyarakat agar tidak terburu-buru menarik kesimpulan atau menyebarkan spekulasi sebelum proses klarifikasi dan investigasi internal selesai dilakukan.
Ia menekankan bahwa RSUP Muhammad Hoesin berkomitmen untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam menangani persoalan ini, demi menjaga integritas lembaga dan memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
"Kami memohon kesabaran masyarakat dan memastikan bahwa segala tindakan yang kami ambil akan berpijak pada prinsip keadilan, kebenaran, dan perlindungan terhadap hak-hak semua individu di rumah sakit ini," ujarnya.
Seiring dengan mencuatnya dugaan kekerasan terhadap peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Universitas Sriwijaya (Unsri) yang dilakukan oleh konsulen di RSUP Muhammad Hoesin Palembang, pihak manajemen rumah sakit mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak berspekulasi sebelum seluruh proses klarifikasi rampung.
Mereka menekankan bahwa penting untuk menunggu hasil investigasi resmi agar informasi yang beredar tidak menyesatkan atau memperkeruh suasana.
Dalam pernyataannya, pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Muhammad Hoesin Palembang juga membuka kemungkinan bahwa insiden dugaan kekerasan terhadap peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Universitas Sriwijaya (Unsri) tersebut berakar dari persoalan pribadi antar individu yang terlibat.
Meski demikian, pihak rumah sakit tetap menekankan bahwa dugaan latar belakang personal tidak serta merta dapat menjadi pembenaran atas tindakan kekerasan fisik dalam lingkungan pendidikan dan pelayanan medis.
Manajemen rumah sakit mengakui bahwa interaksi antara peserta didik dan konsulen memang kerap diwarnai dinamika, mengingat tekanan kerja serta beban tanggung jawab yang tinggi dalam dunia medis.
Namun, semua pihak diharapkan tetap menjaga profesionalisme, etika, dan rasa saling menghormati.
Kini, publik menanti langkah tegas dari institusi terkait dalam menanggapi kasus ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan citra pendidikan kedokteran di Indonesia dapat kembali ditegakkan dengan nilai-nilai profesionalisme dan etika yang semestinya.
Tag
Berita Terkait
-
Ngaku Titisan Eyang Putri, Dukun Setubuhi Mahasiswi 7 Bulan Hingga Hamil
-
Mitra Makan Bergizi Gratis di Palembang Ungkap Fakta Berbeda Soal Pembayaran
-
Fakta Polisi Aniaya Mantan dan Todongkan Pistol Ternyata Positif Narkoba
-
3 Inspirasi Outfit Dokter Muda ala Choo Young Woo, Smart dan Professional!
-
Ridwan Kamil Temui Lisa Mariana di Palembang saat Tinjau Proyek Islamic Center
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
Terkini
-
Nepal Mencekam: 20 Tewas dan PM Mundur, Sekjen PBB Antonio Guterres Turun Tangan
-
Baleg DPR Tegaskan Kehati-hatian dalam RUU Perampasan Aset, Ogah Bahas Seperti Bikin Pisang Goreng
-
Pramono Anung Bantah Isu Tarif Parkir Jakarta Naik Jadi Rp30 Ribu/Jam: Itu Hoaks!
-
Protes Adalah Hak! API Lawan Pelabelan Negatif dan Ingatkan soal Kasus HAM
-
MK Lanjutkan Sengketa Pilkada Papua dan Barito Utara ke Tahap Pembuktian
-
Dasco Sambangi Prabowo di Istana, Lapor Perkembangan Terkini di Tanah Air hingga Keputusan DPR
-
Sejarah Nepal: Dari Kerajaan Kuno Hingga Republik Modern
-
Parah! PNS Bawaslu NTB Gelapkan Belasan Mobil Operasional, Apa Motif dan Modusnya?
-
Legislator Golkar Beri Tantangan Menkeu Purbaya: Buat Kejutan Positif, Jangan Bikin Pusing Lagi
-
CEK FAKTA: Presiden Prabowo Cairkan Bansos Rp 7 Juta per NIK, Benarkah?