Suara.com - Ketegangan terbuka antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan ratusan guru besar serta puluhan dekan fakultas kedokteran dari berbagai universitas di Indonesia dinilai sebagai hal yang amat menyedihkan karena belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengamat kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama menyebut kalau peristiwa itu menjadi preseden buruk dalam sejarah Indonesia pasca merdeka.
“Yang terjadi antara dua pihak berhadapan seperti sekarang ini belum pernah terjadi sebelumnya, belum pernah terjadi dalam 80 tahun Indonesia merdeka, amat menyedihkan,” kata Tjandra dalam pernyataannya kepada Suara.com, Selasa 27 Mei 2025).
Konflik ini mencuat seiring munculnya kritik terbuka dari para akademisi terhadap berbagai kebijakan Menkes Budi Gunadi Sadikin, terutama menyangkut pengembangan dan tata kelola pendidikan kedokteran.
Sejumlah pihak menilai, langkah Kemenkes yang dinilai terlalu intervensif dalam dunia akademik bisa menimbulkan dampak jangka panjang terhadap mutu dan distribusi tenaga kesehatan.
Lebih jauh, Tjandra menekankan bahwa kondisi yang terjadi sekarang bukan hanya sekadar polemik kelembagaan, tapi bisa berdampak langsung pada kualitas layanan kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
"Jelas merupakan hal yang tidak baik bagi potret kesehatan masyarakat bangsa Indonesia,” ujarnya.
Belakangan, berbagai kebijakan serta pernyataan Menkes Budi Gunadi Sadikin memang jadi sorotan publik. Utamanya oleh para akademisi juga Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) dari berbagai kampus.
FK Universitas Indonesia (UI) dan FK Universitas Padjajaran (Unpad) termasuk dua di antaranya yang secara terbuka melontarkan kritik terhadap Menkes Budi.
Baca Juga: Istana Kaji Usul Menkes Budi Gunadi Sadikin Dicopot: Kita Carikan Jalan Keluar...
Sejumlah ratusan akademisi dari kalangan kedoktetan itu mendesak Presiden Prabowo untuk mengevaluasi kinerja Menkes.
Ikatan Alumni FKUI juga telah menyampaikan seruannya agar Presiden Prabowo mencopot Budi Gunadi Sadikin dari jabatan Menkes.
Ketua Ikatan Alumni FKUI Wawan Mulyawan menyampaikan pada saat peringatan hari Kebangkitan Nasional 20 Mei lalu, bahwa pemerintah didesak untuk mengevaluasi ulang kebijakan-kebijakan kesehatan yang tidak prorakyat, melainkan hanya memihak terhadap kepentingan sesaat.
"Bahkan mendorong Presiden Prabowo jika perlu mengganti pemimpin tertinggi dalam kebijakan kesehatan, yang jelas-jelas berpotensi merusak ekosistem pendidikan kedokteran dan menurunkan mutu pelayanan kesehatan,” kata Wawan saat itu.
Gugatan itu disampaikan buntut dari berbagai gesekan yang terjadi antara institusi pendidikan kedokteran dengan Kementerian Kesehatan.
Berbagai kebijakan dari Kementerian Kesehatan itu dinilai berpotensi menurunkan mutu pendidikan dokter dan dokter spesialis, sehingga berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf