Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menanggapi santai kritik publik soal rencana pembangunan Pulau Kucing di Pulau Tidung Kecil yang belakangan ramai dibicarakan. Menurutnya, kebijakan itu belum final dan masih dalam tahap kajian.
Ia pun tak mempersoalkan ramainya kritikan terhadap rencana pembuatan Pulau Kucing itu.
Malahan, ia bakal mempertimbangkan kritik dan saran yang disampaikan berbagai pihak.
“Yang pertama, saya jawab kritikan. Jadi, pake dikritik makin baik. Gak apa-apa. Saya orang yang mendengar kritikan. Kritikan itu adalah label sehat,” ujar Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Pramono menegaskan bahwa pihaknya belum mengambil keputusan akhir soal proyek yang disebut-sebut akan menjadi semacam tempat penampungan khusus kucing liar di ibu kota itu.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata dia, masih menimbang berbagai aspek sebelum memutuskan kelanjutan rencana tersebut.
“Kalau memang tidak make sense, kebijakan itu jangan dipaksakan. Kami sekarang sedang mengkaji itu. Kan ini belum diputuskan. Sedang dalam kajian. Ketika sudah dikaji, untung ruginya lebih banyak mana, manfaatnya dimana, maka baru kemudian kita putuskan,” ucapnya.
Meski begitu, Pramono menyoroti isu ledakan populasi kucing liar di Jakarta. Ia menilai hal itu sebagai masalah serius yang memerlukan intervensi nyata dari pemerintah, khususnya dalam bentuk program sterilisasi massal.
“Persoalan kucing ini yang kemudian beranak-pinaknya terlalu cepat, maka sterilisasi itu akan tetap kita lanjutkan. Maka kami mentargetkan 22 ribu. 22 ribu pada tahun ini,” ungkap Pramono.
Baca Juga: Rano Karno Berharap Namanya dan Pramono Bisa Jadi Nama Rumah Sakit di Jakarta
Ia berharap, dengan langkah tersebut, populasi kucing liar di ibu kota dapat ditekan secara signifikan. Bahkan di lingkungan Balai Kota sendiri, Pramono mengaku rutin memantau kondisi para kucing yang berkeliaran.
“Termasuk di Balai Kota, saya terus terang, hampir setiap hari saya cek. Mereka lebih bersih daripada kucing-kucing yang ada,” pungkasnya.
Di sisi lain, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku tak mempersoalkan adanya anggapan yang menilai kinerja 100 harinya bersama Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno kurang memuaskan dibandingkan kepala daerah lain.
"Tanggapannya enggak puas banget juga enggak apa-apa. Jadi, saya dan Bang Doel (Wagub Rano) tidak terganggu sama sekali dengan urusan-urusan yang seperti itu," ujar Pramono Anung di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Pramono mengatakan alih-alih memikirkan pendapat kurang puas pada kinerjanya, dia memilih berkonsentrasi mewujudkan janji-janji bersama Rano semasa kampanye.
"Kami konsentrasi kerja untuk bisa mewujudkan apa yang saya janjikan di dalam sosialisasi yang ini. Bahkan hampir semuanya sudah terpenuhi," kata dia.
Berita Terkait
-
Rano Karno Berharap Namanya dan Pramono Bisa Jadi Nama Rumah Sakit di Jakarta
-
Pramono Ngaku Ogah Ekspos Job Fair di Jakarta Secara Berlebihan, Kenapa?
-
Ada yang Tertahan 7 Tahun, 827 Siswa Terima Bantuan Pemutihan Ijazah Tahap III dari Pemprov DKI
-
Soroti Program Job Fair, PSI Desak Pramono-Rano Transparan: Bukan Cuma Formalitas Semata!
-
Gubernur Pramono Larang Jualan Hewan Kurban di Jalan, Wali Kota Diminta Tertibkan
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui