Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah melakukan kajian terhadap lima lokasi untuk kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) dalam upaya menurunkan emisi karbon.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menerangkan dari hasil analisa, CFD terbukti efektif menurunkan emisi karbon.
"Emisi karbon terbukti berhasil turun. Cuma kan momennya hanya satu hari. Ada wacana kita akan membuat di lima lokasi. Kita sedang carikan," ucap Rano dalam kegiatan CFD di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Minggu, 8 Juni 2024.
Salah satu wilayah yang disasar Pemprov adalah Jakarta Utara, menyusul tingginya emisi karbon di kawasan tersebut.
"Terutama memang Jakarta Utara. di situ ada industri dan pabrik sehingga emisi dan polusi udaranya tinggi sekali. Artinya kita harus cari tempat untuk membuat satu tempat minimal bisa menekan karbon dengan baik," ujar Rano.
Selain menambah lokasi, Pemprov DKI Jakarta juga mengkaji pengadaan hari bebas kendaraan di malam hari (car free night). Jika CFD dilakukan pada Minggu pagi, kata Rano, maka car free night bisa dilakukan pada Sabtu malam.
"Yang akan kita coba yaitu car free night. Kita bisa mulai di jam 22.00 WIB mengingat banyak juga orang yang berolahraga malam hari. Lokasinya tetap di sini (Sudirman-Thamrin)," ujar Rano.
Menurut Rano, bertambahnya durasi waktu bebas kendaraan bermotor juga berimbas pada bertambahnya kebahagiaan masyarakat.
"Kalau memang mau ideal, tambah jadi dua hari jadi Sabtu dan Minggu. Cuma kan kalau Sabtu ekonomi kan. Tapi kalau CFD ini kan lebih kepada kesehatan. Sekarang kita tambah dengan kebahagiaan," ujar Rano.
Baca Juga: Selamatkan Ondel-ondel dari Jalanan, Pemprov DKI Siapkan Perda Warisan Betawi
Atasi Polusi
Diberitakan sebelumnya, kualitas udara Jakarta dalam kondisi berbahaya. Minggu pagi, 18 Mei lalu, berdasarkan data IQAir pukul 05.32 WIB, indeks kualitas udara (Air Quality Index/AQI) ibu kota berada di angka 113, masuk kategori tidak sehat.
Konsentrasi partikel halus PM2,5 tercatat mencapai 40,2 mikrogram per meter kubik, jauh melebihi ambang batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 5 mikrogram per meter kubik.
Jakarta pun menempati posisi ke-14 dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pagi itu. Kondisi ini berisiko bagi kelompok sensitif seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penderita penyakit pernapasan.
Bahkan, kualitas udara yang buruk juga berpotensi merusak ekosistem dan memengaruhi nilai estetika lingkungan.
Melihat kondisi tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyiapkan sejumlah langkah preventif yang terintegrasi. Salah satu upaya utamanya adalah mengembangkan sistem peringatan dini kualitas udara ekstrem di kawasan perkotaan padat penduduk.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Nikita Mirzani Divonis 4 Tahun Penjara: Makasih 7 Bulan Selalu Menemani
-
Skandal Whoosh: 7 Fakta Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat yang Kini Diusut KPK
-
Indonesia Bawa Pesan Toleransi di Roma: Menag Nasaruddin Umar Hadiri Forum Perdamaian Dunia
-
Siap Terjunkan Pasukan Perdamaian ke Gaza, TNI AD Tunggu Komando Prabowo
-
Ajak Anak Muda Berpikir Kritis, Hasto: Tantangan Apa yang Harus Kita Jawab...
-
Detik-detik Maling Motor Asal Lampung Tewas Dihajar Massa di Gang Buntu Cengkareng
-
BRIN: Krisis Mikroplastik Jadi Alarm Perbaikan Sistem Sampah Nasional
-
Profil Dini Yuliani Istri Bupati Purwakarta Wafat: Pengusaha dan Politisi yang Dikenal Rendah Hati
-
Tragis! Diamuk Massa hingga Tewas, Maling Motor di Cengkareng Ternyata Bawa Pistol Mainan
-
Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, DPR: Sejak Awal Ini Bisnis Dikelola BUMN, Bukan Pemerintah!