Suara.com - Tifauzia Tyassuma atau akrab disapa dokter Tifa baru-baru ini mempertanyakan data yang digunakan oleh Bareskrim Polri dalam pemeriksaan kasus dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi.
Sebagaimana diketahui, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri menyatakan bahwa ijazah sarjana Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Jokowi adalah asli.
Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro mengemukakan bahwa hasil tersebut didapatkan usai penyelidik bersama Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri memeriksa ijazah tersebut secara saintifik.
Namun, dokter Tifa mencurigai jika Bareskrim Polri menggunakan data palsu dalam menyelidiki ijazah Jokowi. Hal itu dikemukakan oleh dokter Tifa melalui cuitan di akun X miliknya @DokterTifa. Ia menyoroti penggunaan penanggalan yang tercetak pada Harian Kedaulatan Rakyat, koran yang mencantumkan nama Jokowi dalam pengumuman kelulusan ujian masuk Proyek Perintis I (PPI) UGM tahun 1980.
"Bareskrim gunakan data palsu? Harian Kedaulatan Rakyat menggunakan dua penanggalan yaitu penanggalan Masehi dan penanggalan Jawa. Pengumuman Penerimaan Mahasiswa Baru secara lazim dimuat di koran nasional. Khusus untuk penerimaan mahasiswa baru angkatan 1980, dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat tanggal 18 Juli 1980 atau penanggalan Jawa 24 PASA 1912," tulis dokter Tifa.
Namun menurut dokter Tifa, penanggalan Jawa yang tercetak pada Koran Kedaulatan Rakyat yang diperlihatkan oleh Bareskrim Polri memiliki penanggalan yang berbeda.
"Ingat ya, tulisan Jawanya adalah PASA, sesuai huruf Jawa, atau bacanya adalah Poso. Jadi bukan PUASA tetapi PASA. Sasi Pasa dalam bahasa Jawa artinya bulan Ramadhan. Nah, yang menggelikan adalah data Bareskrim menggunakan "Koran Kedaulatan Rakyat" yang tertulis di tanggalnya adalah 18 Juli 1980 / Jumat Kliwon 5 PUASA 1912," lanjut dokter Tifa.
Salah satu tokoh yang vokal dalam mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi tersebut juga mengunggah cuplikan video ketika Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro menyebutkan tanggal yang dimaksud oleh dokter Tifa.
"Perhatikan juga Dirtipidum Djuhandani jelas menyebut Jumat Kliwon 5 Puasa 1912. Padahal, hari Jumat 18 Juli 1980 penanggalan Jawanya adalah Jumat Legi, 24 Pasa 1912," sambungnya lagi.
Baca Juga: Seret Nama Jokowi, Rocky Gerung soal Pemakzulan Gibran: Bukan Proses Berbahaya
Dokter Tifa menilai pernyataan yang diberikan oleh Bareskrim Polri adalah kesalahan yang fatal. Pasalnya, data yang digunakan sangat berbeda.
"Ini kesalahan fatal! Tidak ada ampun! Bayangkan data Bareskrim yang digunakan untuk uji forensik pakai koran palsu!" bebernya.
Tak hanya itu, dokter Tifa juga menyebut ada keganjilan lain dalam Koran Kedaulatan Rakyat yang digunakan oleh Bareskrim Polri. Kali ini, terkait nama orang yang mengaku sebagai teman satu angkatan Jokowi.
"Keganjilan kedua, nama Joko Widodo ada di urutan penerimaan nomor 14! Tertulis nomor 14 Joko Widodo. Lantas para termul langsung teriak: Horee! Nah kan bener, Joko Widodo diterima Kehutanan UGM! Plok plok plok, tepuk tangan para termul girang. Eits tapi tunggu dulu! Pada urutan di atasnya, nomor 8 ada nama Andjipramaria," jelas dokter Tifa.
Menurut dokter Tifa, pengakuan yang beredar di publik nama teman kuliah Jokowi adalah Andi Pramaria.
"Lho! Padahal yang betul, nama mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980, yang mengklaim menjadi temannya Joko Widodo, namanya bukan Andjipramaria tapi Andi Pramaria! Coba anda Googling sendiri nama Andi Pramaria. Anda akan menemukan nama tersebut dengan mudah!" timpal dokter Tifa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Wagub Sumut Apresiasi Bantuan Korban Banjir dan Longsor dari Pemprov Bengkulu
-
Sidang Etik 6 Anggota Yanma Pengeroyok Matel di Kalibata Digelar Pekan Depan, Bakal Dipecat?
-
Menanti Status Bencana Nasional Sumatera sampai Warga Ingin Ajukan Gugatan
-
BGN Optimis, Program Makan Bergizi Gratis Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen
-
BGN Minta SPPG Tidak Lagi Menggunakan Makanan Buatan Pabrik Pada Program MBG
-
Tak Hanya Ciptakan Lapangan Kerja, Waka BGN Sebut Program MBG Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan
-
6 Anggota Yanma Mabes Polri Jadi Tersangka Kasus Tewasnya 2 Debt Collector, Ini Identitasnya
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh