Suara.com - Anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv, mengaku mendengar banyak keluhan masyarakat terutama para petani yang masih kesulitan mendapatkan pupuk subsidi,. Ini dikarenakan adanya permainan oknum agen.
Hal itu diterimanya usai menyerap aspiraai di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung saat masa reses, Sabtu (14/6/2025).
Ia merasa heran, padahal Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sedang fokus swasembada pangan.
"Di masa reses ini, saya bersama tim turun ke dapil untuk bertemu masyarakat menyerap aspirasi mereka. Kami mendengarkan aspirasi dan keluhan dari masyarakat, terutama terkait pupuk subsidi yang dipersulit oleh para agen," kata Rajiv dalam keterangannya diterima Suara.com, Sabtu.
Rajiv yang mewakili masyarakat Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung meminta para agen tidak mempersulit kebutuhan para petani untuk mendapatkan pupuk subsidi.
Pasalnya, kata dia, Presiden Prabowo sedang fokus mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan nasional.
Apalagi, Pemerintahan Prabowo telah sukses surplus hampir 4 juta ton beras tahun 2025. Makanya, para agen harus mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
"Kami Anggota Komisi IV DPR RI meminta para agen tidak mempersulit petani kita untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Kita harus mendukung pemerintah dalam mewujudkan program swasembada pangan," ujarnya.
Di samping itu, Rajiv mengingatkan para agen tidak main-main juga dengan harga pupuk subsidi kepada para petani, khususnya di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.
Baca Juga: Penampakan Sampah Penuhi Saluran Irigasi di Serang
"Para agen jangan nakal ya mainin harga pupuk subsidi kepada petani kita!," tegasnya.
Bahkan, Rajiv mengultimatum oknum agen yang berani mempersulit para petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Tentunya, kata Rajiv, izin agen tersebut bakal dicabut.
"Kita akan minta mitra Komisi IV DPR RI supaya mencabut izin para agen yang nakal dan mempersulit pupuk bersubsidi untuk petani," katanya.
Selain pupuk, ia juga menyerap keluhan kelompok tani yang mendapatkan program alat dan mesin pertanian (alsintan) itu rata-rata bukan petani langsung. Justru, kata dia, kelompok tani disuruh menyewa alsintan oleh oknum broker.
"Keluhan selain pupuk, banyak kelompok tani yang mencurahkan keluhannya yang mendapatkan program alsintan rata-rata bukan petani langsung. Malah terkadang petani nyewa broker," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pendiri Microsoft Group, Bill Gates menyebut lembaga amalnya, Gates Foundation akan membuat pertanian di dalam negeri maju. Maka dari itu, dirinya mengucurkan dana besar senilai USD5 juta atau setara Rp82,64 miliar untuk pengembangan sektor pertanian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Soal Usulan Anggota DPR RI Non-Aktif Dipecat, Koordinator MPP Buka Suara
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
Prabowo Ungkap Kartel Narkoba Kini Pakai Kapal Selam, Minta Polisi Jadi 'Mata dan Telinga Rakyat'
-
Warga Karangasem Demak Senyum Bahagia Menyambut Terang Baru di HLN ke-80
-
Tangan Diikat saat Dilimpahkan ke Kejaksaan, Delpedro: Semakin Ditekan, Semakin Melawan!
-
Prabowo: Saya Nonton Podcast Tiap Malam, Masa Saya Dibilang Otoriter?
-
Koalisi Sipil Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Sebut Pemerintah Abaikan Korban Pelanggaran HAM
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!