Suara.com - Tujuh bulan setelah resmi menjabat, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kian menjadi sorotan.
Bahkan, pengamat politik menilai, Gibran tampak tak memiliki kekuatan apa pun di dalam pemerintahan. Ia disebut hanya digunakan untuk memperoleh 'suara' dalam Pilpres 2024, terutama guna mengamankan pendukung ayahnya.
Sebagai wapres termuda dalam sejarah Indonesia, langkah politik putra sulung mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi ini dihadapkan pada gelombang ketidakpuasan publik dan keraguan atas pengaruhnya dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Di satu sisi, Gibran aktif menjalankan tugas-tugas seremonial kenegaraan.
Belum lama ini, ia terlihat turun ke sawah di Ngawi, Jawa Timur, bersama Menteri Pertanian untuk mendukung program swasembada pangan.
Gibran juga meluncurkan seri video monolog di YouTube yang membahas isu-isu nasional, sebuah upaya yang dinilai sebagai cara untuk membangun citra di kalangan pemilih muda.
Namun, upaya tersebut tampaknya belum mampu meredam kritik.
Banyak pihak, terutama dari kalangan menengah, masih memandang Gibran sebagai simbol politik dinasti.
Kenaikan posisinya yang cepat, dari Wali Kota Surakarta menjadi wakil presiden, terus menjadi perbincangan hangat, terutama setelah putusan Mahkamah Konstitusi yang kontroversial terkait batas usia calon wakil presiden.
Baca Juga: Pandji Pragiwaksono Khawatir Orang Peduli Raja Ampat Cuma karena Benci Rezim Prabowo
Sejumlah analis politik menilai Gibran kesulitan untuk memainkan peran yang substansial di luar acara-acara resmi.
Keterlibatannya dalam rapat-rapat strategis dan pengambilan kebijakan penting disebut masih minim.
Seorang analis dari Universitas Atma Jaya, Yoes Kenawas, dikutip dari The Stars, Rabu (18/6/2025), memberikan pandangannya.
“Tampaknya ada persepsi yang terus-menerus bahwa ia tidak memperoleh jabatannya melalui kompetensi atau pengalaman, melainkan jabatan tersebut diperolehnya melalui kesepakatan gelap dan manipulasi hukum,” ujar Yoes.
“Ini adalah gambaran yang sulit untuk dihilangkan," imbuhnya lagi.
Lebih lanjut, Yoes menambahkan bahwa lingkaran dalam Presiden Prabowo Subianto belum melihat Gibran sebagai pemain kunci dalam kekuasaan.
Berita Terkait
-
Pandji Pragiwaksono Khawatir Orang Peduli Raja Ampat Cuma karena Benci Rezim Prabowo
-
Dihantui Penampakan di Film Lorong Kost, Gibran Marten Kabur dari Tempat Penginapan
-
Jadi Paket Genre Lengkap, Film Lorong Kost Bakal Hadirkan Unsur Horor, Komedi dan Drama
-
Beredar Foto Menu MBG Diganti Kudapan Tinggi Kadar Gula, Bikin Orangtua Geram
-
Tanda Tangan Bobby Nasution Disorot, Benarkah Tak Ikhlas Lepas 4 Pulau ke Aceh?
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram