Suara.com - Nama Pasar Pramuka, sebuah kawasan niaga legendaris di Jakarta Timur, mendadak viral. Lokasi ini mendadak mencuat menjadi sorotan tajam dan viral di jagat maya.
Bukan karena menjadi pusat penjualan obat dan alat kesehatan termurah, melainkan karena terseret dalam pusaran salah satu isu politik paling sensitif di Tanah Air: keaslian ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Narasi yang mengaitkan pasar ini sebagai 'pabrik' pembuatan dokumen tersebut telah membuka kembali lembaran sejarah panjang dan reputasi gandanya yang penuh warna.
Untuk memahami mengapa Pasar Pramuka bisa dikaitkan dengan isu sepenting ini, maka perlu menelusuri jejak transformasinya selama beberapa dekade.
Jauh sebelum dikenal sebagai surga para pencari obat atau kicauan burung, pasar ini memiliki identitas yang sangat berbeda.
Menurut kesaksian warga sekitar, pada era 1960-an, kawasan ini hanyalah pasar sayur dan buah di pagi hari yang bertransformasi menjadi lapak buku bekas di malam hari.
Memasuki akhir era 1970-an hingga 1980-an, Pasar Pramuka bermetamorfosis menjadi sebuah fenomena unik yang dikenal sebagai 'Pasar Skripsi'.
"Dulu, mengetik skripsi dengan mesin tik itu keahlian khusus. Di sinilah pusatnya para jago ketik berkumpul," kenang Jarkasyi Royani, seorang warga yang tumbuh besar di kawasan itu, dalam sebuah wawancara pada 23 November 2015.
Mahasiswa dari berbagai penjuru Jakarta berbondong-bondong datang untuk merampungkan tugas akhir mereka. Namun, reputasi sebagai pusat pengetikan ini perlahan bergeser ke arah yang lebih kelam.
Baca Juga: Ketimbang Jadi Ketum PSI, Projo Dorong Jokowi Bikin Partai Baru Agar Lebih Original dan Nyata
Seiring waktu, beberapa kios mulai menawarkan jasa 'ekstra', menjadikannya lokasi yang terkenal sebagai sarang pemalsuan berbagai dokumen.
Tudingan Mengejutkan dan Bantahan Keras UGM
Reputasi kelam inilah yang kembali diungkit ketika politikus senior PDI-Perjuangan, Beathor Suryadi, melontarkan tudingan mengejutkan.
Dalam sebuah pernyataan yang beredar luas di media sosial pada pertengahan Juni 2025, Beathor mengklaim bahwa dokumen ijazah yang digunakan Jokowi saat mendaftar sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada 2012, diduga dibuat di Pasar Pramuka.
"Dokumen itu disusun buru-buru. Prosesnya sangat cepat dan melibatkan beberapa orang tim inti," ujar Beathor dalam keterangan yang viral tersebut.
Tudingan ini sontak memicu badai di media sosial, menghidupkan kembali perdebatan lama yang telah berulang kali muncul.
Tag
Berita Terkait
- 
            
              Ketimbang Jadi Ketum PSI, Projo Dorong Jokowi Bikin Partai Baru Agar Lebih Original dan Nyata
 - 
            
              Kader PSI Posting Foto KKN Jokowi, Dokter Tifa Soroti Perbedaan Nama Desa
 - 
            
              Prabowo Bubarkan Satgas Saber Pungli, Legislator PKS: Sudah Seharusnya, Nggak Jelas Juga Tupoksinya
 - 
            
              Relawan Projo Sebut Belum Ada 'Hilal' Jokowi Jadi Ketua Umum PSI
 - 
            
              Prabowo Bubarkan Satgas Saber Pungli, Komisi III DPR: Tepat! Polri hingga KPK Harus Dimaksimalkan
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
 - 
            
              Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
 - 
            
              Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
 - 
            
              KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
 - 
            
              Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
 - 
            
              Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
 - 
            
              AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
 - 
            
              Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 - 
            
              PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
 - 
            
              Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!