Suara.com - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution membahas kerja sama saat menyambut kedatangan Duta Besar RRT untuk Indonesia, Wang Lutong. Sektor pertanian menjadi pembahasan utama selain sektor pariwisata, juga infrastruktur dan pendidikan.
"Pertanian salah satu sektor besar di Sumut, kami tahu RRT banyak melakukan riset dan perkembangan teknologi pertanian, kami harap kita bisa memperkuat kerja sama pada bidang tersebut untuk memperkuat produksi pertanian kami," kata Bobby Nasution dalam keterangannya, kemarin.
Untuk diketahui, Sumatera Utara merupakan provinsi yang memberikan kontribusi besar di sektor pertanian nasional.
Produksi terbesar yaitu padi, luas lahannya pada tahun 2024 menurut BPS sekitar 419,09 ribu Ha dan jagung 213,55 Ha.
Sementara itu, untuk sayur dan buah yang terbesar antara lain cabai merah keriting sekitar 16.436 Ha, jamur tiram 16.515 dan jamur merang 10.950 m2.
Permasalahan yang banyak terjadi pada pertanian Sumut saat ini, menurut Bobby, adalah riset bibit, tanah yang produktivitasnya menurun, teknologi pertanian dan infrastruktur.
Dia pun berharap RRT bisa membantu Sumut menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut.
"Kami berharap kita bisa bersama-sama mengembangkan pertanian di Sumut, karena kami tahu, riset dan perkembangan teknologi pertanian di RRT perkembangannya sangat pesat," ujar Bobby.
Duta Besar RRT untuk Indonesia Wang Lutong mengatakan, ada beberapa kerja sama yang telah terjalin antara Sumut dan RRT di sektor pertanian. Misalnya, dalam pengembangan benih padi, tanaman herbal dan tanaman sayur-mayur dan buah-buahan.
"Saya rasa kerja sama kita terkait pertanian cukup kuat dan akan kita dorong agar lebih baik lagi, misalnya kita bersama-sama sedang mengembangkan benih padi yang bisa panen 4 kali dalam setahun, kita juga banyak bekerja sama soal herbal di Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) dan pengembangan bibit lainnya, kita harap RRT dan Sumut maju bersama di sektor pertanian," ucap Wang Lutong.
Terkait pariwisata, Wang Lutong menambahkan, RRT dan Sumut perlu mendorong kerja sama di bidang infrastruktur. Infrastruktur menurutnya hal yang cukup krusial di sektor pariwisata.
"Kita perlu membahas infrastruktur lebih dalam lagi agar wisatawan nyaman datang ke objek wisata yang dituju," jelas Wang Lutong.
Hadir pada pertemuan ini, Wakil Gubernur Sumut Surya, Kepala Bagian Politik Kedubes RRT di Indonesia Zhu Yarong, serta jajaran Kedutaan Besar RRT. Hadir juga Konsul RRT di Medan Zhang Min, beserta jajarannya dan OPD terkait Pemprov.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Sistem Pertanian
Pertanian Tradisional: Menggunakan teknologi sederhana, mengandalkan tenaga manusia dan hewan, serta pengetahuan lokal yang diwariskan.
Pertanian Modern: Menggunakan teknologi canggih, mekanisasi, pupuk dan pestisida kimia, bibit unggul, serta manajemen yang terstruktur.
Pertanian Organik: Menghindari penggunaan pupuk dan pestisida kimia, serta mengutamakan penggunaan bahan-bahan alami dan prinsip-prinsip ekologi.
Pertanian Berkelanjutan: Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Peran Penting Pertanian
Sumber Pangan: Memenuhi kebutuhan pangan manusia.
Sumber Pendapatan: Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani.
Sumber Bahan Baku Industri: Menyediakan bahan baku untuk berbagai industri pengolahan.
Pengembangan Wilayah: Mendorong pembangunan ekonomi di wilayah pedesaan.
Pelestarian Lingkungan: Pertanian yang berkelanjutan dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan.
Tantangan Pertanian
Perubahan Iklim: Dampak perubahan iklim seperti kekeringan, banjir, dan perubahan pola curah hujan dapat mengganggu produksi pertanian.
Keterbatasan Lahan: Lahan pertanian semakin berkurang akibat alih fungsi lahan untuk pembangunan infrastruktur dan perumahan.
Serangan Hama dan Penyakit: Hama dan penyakit tanaman dapat menyebabkan kerugian besar bagi petani.
Keterbatasan Modal: Petani seringkali kesulitan mengakses modal untuk mengembangkan usaha pertanian mereka.
Kualitas Sumber Daya Manusia: Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dapat menghambat adopsi teknologi dan inovasi pertanian.
Berita Terkait
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Cerita Inspiratif Sumowono, Desa Sentra Pertanian Maju Dalam Digital Ekonomi
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Petani Kediri Mulai Pakai Drone, Siap-Siap Menuju Pertanian Berkelanjutan
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti
-
KPK Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Kantor Ayahnya
-
Kejari Bogor Musnahkan 5 Kilogram Keripik Pisang Bercampur Narkotika
-
Pemerintah Tunda Kenaikan Cukai Rokok 2026: Kebijakan Hati-Hati atau Keberpihakan ke Industri?