Suara.com - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto memastikan bahwa sebanyak 86 kepala daerah dan wakil kepala daerah akan mengikuti Retret Gelombang II.
Retret kali ini digelar mulai 22 Juni hingga 26 Juni 2025 di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Bima mengatakan, setelah ini akan diadakan lagi retret kepala daerah gelombang tiga atau yang terakhir di era Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Kami izinkan setelah diteliti memang tidak memungkinkan (mengikuti Retret Gelombang II), mungkin akan ikut gelombang terakhir nanti karena masih ada satu gelombang lagi,” ujar Bima dalam keterangannya, Minggu 22 Juni 2025.
Enam peserta absen karena alasan kesehatan, sedangkan satu peserta lainnya berhalangan hadir karena urusan keluarga.
Lebih lanjut, Bima menjelaskan bahwa sebelum berangkat ke Jatinangor, para peserta telah menjalani pemeriksaan kesehatan di daerah masing-masing.
Pemeriksaan lanjutan di Jakarta hanya mencakup pengecekan dasar seperti tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat oleh tenaga medis dari Kemendagri.
Kemendagri, sambung Bima, juga membagikan gelang warna sebagai penanda kondisi kesehatan peserta.
"Ada tiga warna gelang yang diberikan, yakni hijau menunjukkan kondisi peserta sehat, kuning memerlukan observasi, dan merah membutuhkan atensi khusus,” jelasnya.
Baca Juga: Bukan di Magelang, Kemendagri Bakal Gelar Retret Kepala Daerah Gelombang 2 pada 22 Juni di Sini
Makanan yang disajikan selama retret pun dipastikan aman untuk seluruh peserta.
"Tetapi tentunya apabila ada permintaan khusus, apabila ada permintaan khusus ya [karena kondisi kesehatan] tentu kami akan penuhi terkait dengan menu makanan," ujarnya.
Untuk materi, Bima menyebut tidak ada perubahan dari retret sebelumnya.
Peserta akan mendapat pembekalan terkait tugas pokok kepala daerah, program prioritas nasional seperti Asta Cita, pemberantasan korupsi, hingga wawasan kebangsaan.
"Nah, momen ini dimanfaatkan juga untuk sama-sama mengevaluasi. Mungkin sekarang sudah ada feedback dari daerah terkait dengan program prioritas," ucapnya.
Para peserta dijadwalkan berangkat pada Minggu 22 Juni 2025 pagi dari Kantor Pusat Kemendagri menggunakan Kereta Cepat Whoosh.
"Jadi besok sesuai rencana peserta diminta pagi-pagi pukul delapan sudah hadir di Kantor Pusat Kemendagri, dan kemudian jam sepuluh akan menggunakan Kereta Cepat Whoosh bersama-sama menuju Bandung," katanya.
Sebelumnya, Kemendagri menyatakan bahwa akan mengumpulkan para kepala daerah dalam forum retret nasional gelombang dua.
"Untuk retret Insya Allah akan diselenggarakan 22 Juni," ujar Bima Arya Sugiarto Senin 16 Juni 2025 silam.
Bima mengatakan, sekitar 80 kepala daerah dari seluruh wilayah dijadwalkan mengikuti forum refleksi dan konsolidasi tersebut.
Mereka terdiri dari kepala daerah yang tidak sempat hadir dalam retret gelombang pertama di Magelang, serta beberapa yang baru saja dilantik usai proses Pemungutan Suara Ulang (PSU).
“Jadi ada yang ketika di Magelang itu tidak ikut, ada yang kemudian Gelombang dismissal yang berperkara tapi tidak lanjut dan yang ketiga ini ada yang PSU. PSU selesai dan kemudian dilantik,” jelas Bima.
Meski digelar di lokasi yang berbeda, muatan utama dalam retret gelombang kedua ini disebut tak jauh berbeda dari sesi sebelumnya.
Kemendagri menyatakan bakal menekankan pentingnya pemahaman kepala daerah atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab mereka dalam menyukseskan program prioritas nasional.
“Dan penambahan-penambahan akan disampaikan sesuai dengan perkembangan yang terbaru terkait dengan program prioritas. Tentu ada hal-hal yang penting untuk dievaluasi terkait program prioritas,” ucap Bima.
Sebelumnya, retret untuk gelombang I digelar di Akademi Militer (Akmil) Magelang beberapa waktu silam.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Tax Amnesty Jilid 3 Terancam Batal, Menkeu Purbaya Sebut Kebijakan Bikin Wajib Pajak 'Kibul-Kibul'
-
Kembali Diperiksa KPK usai Sita Uang Rp3 Miliar, Nasib Bupati Pati Sudewo di Ujung Tanduk?
-
Cak Imin Bicara Hal Mengerikan Usai Anak Muda Lebih Pilih PNS daripada Jadi Petani Menderita
-
Prabowo Berpidato Ketiga di Sidang Majelis Umum PBB, Bicara Usai Donald Trump
-
Diusir Usai Gunakan Baju Bendera Palestina, Legislator Belanda Ganti Baju dengan Corak Semangka
-
Ribuan Buruh Kepung DPR Hari Ini, 5.367 Aparat Dikerahkan Amankan Aksi Tolak Upah Murah!
-
Heboh Surat Kuota Pendamping Desa Beredar, DPW PAN Jabar Tegaskan Hoaks dan Bentuk Tim Investigasi
-
Viral Usai Lempar Gagang Mikrofon, Ini Permintaan Maaf Lengkap Kepala Kanwil Kemenag NTB
-
Kena Serangan Siber, Bandara di Eropa Lumpuh Selama Satu Hari
-
Presiden Naikkan Gaji Guru dan Dosen ASN, DPR Ingatkan Nasib Honorer Gajinya Masih Rp 300.000