Suara.com - Isu geopolitik dan potensi konflik global menjadi sorotan utama dalam diskusi mendalam antara mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono dan mantan Menkopolhukam Mahfud MD.
Dalam sebuah podcast YouTube di "Mahfud MD Official", Hendropriyono secara blak-blakan mengungkapkan pandangannya terkait perang Iran-Israel, yang menurutnya tak lepas dari skenario proksi Amerika Serikat.
Analisisnya ini bukan tanpa dasar, melainkan berpijak pada rekam jejak panjang operasi intelijen AS di berbagai belahan dunia.
Perang antara Iran dan Israel, yang belakangan memanas dan menjadi perhatian global, memicu pertanyaan besar mengenai motif dan aktor di baliknya. Hendropriyono, dengan pengalaman puluhan tahun di dunia intelijen, punya pandangan tersendiri.
Ia secara lugas menyatakan bahwa konflik ini, pada dasarnya, adalah sebuah situasi proksi AS. Artinya, Amerika Serikat, alih-alih terlibat langsung, menggunakan pihak lain untuk mencapai kepentingan strategisnya di kawasan.
Pandangan ini diperkuat oleh analisis Hendropriyono mengenai preferensi Amerika Serikat dalam berinteraksi di kancah global pasca-Perang Vietnam.
"Amerika, setelah Perang Vietnam, tidak mau lagi bertempur langsung, pakai proxy," tegas Hendropriyono dikutip pada Selasa (24/6/2025).
Ini menjelaskan mengapa Washington cenderung bermain di belakang layar, mendukung salah satu pihak dalam konflik atau bahkan memicu ketegangan, demi menjaga dominasinya tanpa harus mengorbankan prajuritnya secara langsung.
Jejak Kelam Intelijen AS: Destabilisasi dan Kepentingan
Baca Juga: Ferry Irwandi: Iran Serang Israel Bukan untuk Bela Palestina
Bagi Hendropriyono, pola ini bukanlah hal baru. Ia menyoroti berbagai kasus historis operasi intelijen AS (CIA) dan Inggris (MI6) yang bertujuan untuk mendestabilisasi Indonesia dan negara-negara lain, seringkali dengan menggunakan proks.
Sejarah mencatat bagaimana kekuatan intelijen ini bergerak di balik layar untuk mengganti rezim, memicu kerusuhan, atau bahkan melatih kelompok tertentu demi mencapai agenda geopolitik mereka.
Ia juga menyinggung rencana AS untuk mengalihkan fokus geopolitik ke Asia Tenggara, khususnya Laut Cina Selatan, yang menurutnya sempat kacau. Hal ini kemudian menyebabkan munculnya "Rencana B" yang melibatkan Suriah.
Pergeseran fokus ini menunjukkan betapa dinamis dan penuh perhitungan langkah-langkah yang diambil oleh kekuatan besar dalam menjaga pengaruhnya.
Meskipun adanya ketegangan global saat ini, termasuk konflik di Timur Tengah dan perang di Ukraina, Hendropriyono berpendapat bahwa perang dunia skala penuh tidak mungkin terjadi. Alasannya, kekuatan-kekuatan besar dunia memiliki "kesibukan" atau fokus masing-masing.
Rusia disibukkan dengan Ukraina, sementara Tiongkok memiliki perhatian pada Pakistan dan India, serta ambisi regionalnya sendiri. Hal ini menciptakan semacam keseimbangan kekuatan yang, meskipun rentan, mencegah eskalasi konflik menjadi perang global.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Kapolri Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami