Intelijen: Penjaga Kedaulatan yang Terkadang "Kotor"
Dalam diskusi ini, Hendropriyono juga memberikan pandangannya tentang hakikat intelijen. Ia memandang intelijen bukan hanya sebagai alat negara, tetapi sebagai "roh yang menjaga kedaulatan nasional". Ini menunjukkan betapa vitalnya peran intelijen dalam menjaga keutuhan dan keamanan suatu negara.
Namun, ia juga mengakui sisi gelap dari praktik intelijen tertentu. Hendropriyono berargumen bahwa intelijen pada dasarnya adalah etis, tetapi praktiknya oleh agen-agen seperti CIA dan MI6 seringkali melibatkan operasi yang tidak etis, yang bahkan bisa disamakan dengan teror.
Hal ini mencakup berbagai bentuk destabilisasi, intervensi, hingga praktik-praktik terselubung yang merugikan kedaulatan negara lain.
Untuk mengatasi hal ini, ia menganjurkan agar filsafat intelijen dimasukkan dalam kurikulum sekolah intelijen, untuk memastikan bahwa praktik di lapangan selaras dengan prinsip-prinsip etika.
Ini adalah upaya untuk membangun moralitas dalam praktik intelijen yang kerap kali dihadapkan pada dilema.
Hendropriyono juga memaparkan dilema moral dalam intelijen, di mana terkadang intelijen perlu bertindak preemptif, misalnya menghentikan pelaku bom bunuh diri sebelum meledak.
Tindakan semacam ini mungkin ambigu secara hukum tetapi diperlukan untuk mencegah bahaya yang lebih besar.
Mahfud MD pun setuju akan pentingnya intelijen, namun ia menekankan bahwa intelijen tidak boleh digunakan untuk memata-matai warga negaranya sendiri yang sedang menjalankan hak-haknya, melainkan harus fokus pada ancaman nyata terhadap negara.
Baca Juga: Ferry Irwandi: Iran Serang Israel Bukan untuk Bela Palestina
Sebagai puncak dari analisisnya, Hendropriyono mengumumkan bahwa ia sedang menulis sebuah buku yang akan dirilis pada bulan Agustus, yang secara detail akan mengungkap "praktik-praktik tercela" intelijen AS (CIA) dan Inggris.
Buku ini diharapkan akan menjadi bacaan penting bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam seluk-beluk operasi intelijen global dan dampaknya terhadap stabilitas dunia.
Pandangan Hendropriyono ini memberikan perspektif kritis terhadap konflik Iran-Israel dan mengingatkan kita akan kompleksitas geopolitik yang seringkali diwarnai oleh intervensi dan kepentingan tersembunyi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Kapolri Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami