Suara.com - Meskipun sekitar 25 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau pada dasarian kedua Juni 2025, fenomena cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih terus terjadi di berbagai daerah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi bahwa salah satu penyebab utama anomali cuaca ini adalah aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), sebuah gangguan atmosfer skala besar yang tengah berosilasi di wilayah maritim Indonesia.
Apa itu Madden-Julian Oscillation? Madden-Julian Oscillation adalah fenomena yang ditandai oleh pergerakan ke arah timur dari wilayah-wilayah besar dengan curah hujan tropis yang meningkat dan menurun, yang terutama diamati di Samudra Hindia dan Pasifik.
MJO dapat digambarkan sebagai 'pulsa' bergerak ke timur dari awan dan hujan di dekat khatulistiwa yang biasanya berulang setiap 30 hingga 60 hari.
Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh Roland Madden dan Paul Julian pada tahun 1971, dan kini menjadi salah satu pola cuaca tropis yang paling berpengaruh terhadap variabilitas iklim global. MJO adalah pola iklim yang terdiri dari fluktuasi curah hujan dan angin yang mempengaruhi cuaca di seluruh daerah tropis.
Dampak MJO terhadap Cuaca Indonesia
Menurut Prospek Cuaca Mingguan Periode 24–30 Juni 2025 BMKG, aktivitas MJO yang sedang berlangsung di wilayah maritim Indonesia pada awal pekan ini memperkuat pembentukan awan hujan di berbagai wilayah Nusantara.
Fenomena ini bekerja sama dengan gelombang atmosfer tropis lainnya seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator, menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan penyebab hujan lebat.
"Fenomena-fenomena tersebut membawa lebih banyak uap air, sehingga memicu pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia," demikian tertulis dalam laporan BMKG.
Baca Juga: Kementan, KemenPU, Kemendagri Bersinergi Hadapi Kemarau: Jaga Produksi Lewat Irigasi - Pompanisasi
Dampak nyata dari aktivitas MJO ini dapat dilihat dari catatan hujan ekstrem yang terjadi dalam sepekan terakhir. BMKG mencatat intensitas hujan ekstrem (lebih dari 150 mm per hari) di beberapa lokasi, termasuk:
- Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat: 224,5 mm per hari (18 Juni 2025)
- Kota Ambon, Maluku: 213,0 mm per hari (21 Juni 2025)
- Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara: 188,0 mm per hari (21 Juni 2025)
BMKG memproyeksikan bahwa aktivitas MJO, gelombang Rossby Equatorial, dan gelombang Kelvin akan terus aktif di wilayah Indonesia dalam periode mendatang. Prediksi Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) menunjukkan nilai negatif di sebagian besar wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan, mengindikasikan pertumbuhan awan yang signifikan.
Untuk periode 24-26 Juni 2025, BMKG mengeluarkan peringatan siaga hujan lebat untuk Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua Selatan. Sementara untuk periode 27-30 Juni 2025, status siaga berlaku untuk Maluku, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Peristiwa cuaca yang dipengaruhi MJO mencakup presipitasi, suhu permukaan, siklon tropis, tornado, banjir, kebakaran hutan, dan petir, di antara yang lainnya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kolam air laut yang besar dan hangat di Samudra Hindia dan Pasifik barat telah menjadi lebih hangat dan meluas ukurannya sejak 1900, yang berdampak pada Madden Julian Oscillation dan curah hujan regional.
MJO dapat memicu onset monsun lebih awal, sebagaimana terlihat pada 2024 dan 2025, meningkatkan siklogenesis dan intensitas curah hujan selama perjalanannya. Hal ini menjelaskan mengapa Indonesia mengalami keterlambatan musim kemarau dan masih mengalami curah hujan tinggi meski sebagian wilayah seharusnya sudah memasuki periode kering.
Imbauan untuk Masyarakat
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
Terkini
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta
-
Rp500 T Subsidi Bansos Meleset, Gus Ipul Akui Hampir Separuh Penerima Bantuan Salah Sasaran
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II