Suara.com - Bukan di Istana Negara atau dalam rapat kabinet, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini justru menjadi pusat perhatian di atas lapangan hijau.
Sebuah video yang merekam aksinya bermain sepak bola atau fun football mendadak viral di berbagai platform media sosial, mulai dari TikTok, Instagram, hingga X (dulu Twitter), dan sontak memicu keriuhan massal di kalangan netizen.
Dalam beberapa klip yang beredar luas, Gibran terlihat mengenakan seragam sepak bola lengkap, berlari, dan berusaha mengolah si kulit bundar bersama sejumlah rekan mainnya.
Dalam video itu, Gibran tampak berhasil mencetak gol usai menerima umpan dan melepaskan tendangan, kiper lawan gagal menepisnya.
Kemunculannya dalam konteks yang sangat tidak biasa ini—jauh dari citra formal seorang pejabat negara—langsung menjadi bahan perbincangan hangat. Media sosial pun terbelah menjadi dua kubu yang saling beradu argumen dengan sengit.
Di satu sisi, tidak sedikit netizen yang memberikan respons positif. Mereka memuji Gibran sebagai sosok pemimpin muda yang merakyat, sehat, dan mampu menyeimbangkan tugas negara dengan hobi. Kolom-kolom komentar dibanjiri pujian yang melihat aksi ini sebagai sisi humanis dari seorang wakil presiden.
"Keren Mas Wapres, di tengah kesibukan masih menyempatkan diri buat olahraga. Sehat-sehat terus, Mas Gibran!" tulis seorang pengguna Instagram dengan antusias.
Akun lain di TikTok menimpali, "Ini baru pemimpin zaman now, nggak kaku dan bisa berbaur. Skill olah bolanya lumayan juga ternyata, hehe." Bagi kubu ini, momen tersebut adalah bukti bahwa Gibran adalah figur yang mudah diakses dan relatable bagi generasi muda.
Namun, di sisi lain, gelombang kritik dan sinisme datang tak kalah deras. Banyak netizen yang menuding aksi Gibran bermain bola ini tak lebih dari sekadar "pencitraan" atau "gimmick" politik yang dirancang untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih krusial.
Baca Juga: Belajar dari Sejarah: 7 Kisah Pemimpin Dunia yang Dimakzulkan di Tengah Panasnya Isu Gibran
Mereka mengaitkan momen ini dengan berbagai persoalan negara yang dianggap lebih mendesak untuk ditangani.
"Harga beras sama kebutuhan pokok lagi nggak main-main naiknya, ini malah sibuk main bola buat konten," ujar seorang warganet dengan nada sarkastis di platform X.
Komentar pedas lainnya berbunyi, "Semua harus diviralin ya? Nanti habis ini apa lagi? Lomba makan kerupuk? Fokus kerja saja, Mas 'Samsul'." Penggunaan julukan "Samsul" (asam sulfat) yang populer saat masa kampanye menunjukkan bahwa banyak yang melihat aksi ini melalui kacamata skeptisisme politik yang sudah terbentuk sebelumnya.
Pada akhirnya, video Gibran bermain bola menjadi sebuah tes Rorschach bagi publik Indonesia.
Mereka yang mendukung akan melihatnya sebagai bukti kerendahan hati, sementara mereka yang kritis akan menganggapnya sebagai strategi pengalihan isu.
Riuh rendah di dunia maya ini membuktikan bahwa di era politik modern, bahkan sebuah pertandingan sepak bola persahabatan pun bisa berubah menjadi arena pertarungan persepsi yang sengit.
Berita Terkait
-
Belajar dari Sejarah: 7 Kisah Pemimpin Dunia yang Dimakzulkan di Tengah Panasnya Isu Gibran
-
Pakar Hukum Tata Negara Nilai Gibran Tak Jujur dengan Akun Fufufafa, Bisa Jadi Celah Pemakzulan
-
Usul Pemakzulan Gibran Terjegal di Meja Pimpinan DPR, Sengaja Dihambat atau Sesuai Prosedur?
-
Sinopsis dan Deretan Fakta Menarik Film Lorong Kost yang Tayang Hari Ini, Angkat Tragedi Bunuh Diri
-
Surat Pemakzulan Gibran Tak Dibacakan, Analis: DPR Tahu jika Bahas Ini Akan Timbulkan Kegaduhan
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
Terkini
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik
-
Kondisi FN Membaik Pasca Operasi, Polisi Siap Korek Motif Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Besok
-
Wakil Ketua Komisi X DPR: Kemensos dan Kemendikbud Harus Jelaskan Soeharto Jadi Pahlawan
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN