Suara.com - Klaim bahwa daratan Antartika kini "menghijau" 14 kali lipat dalam beberapa dekade terakhir sedang dipertanyakan.
Dalam artikel opini ilmiah terbaru berjudul "Apakah Antartika Menghijau?" yang dimuat di jurnal Global Change Biology, para peneliti memperingatkan bahwa peningkatan vegetasi yang disebut-sebut itu bisa jadi salah tafsir, dan tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Studi ini merespons langsung hasil riset sebelumnya pada 2024 yang menggunakan data satelit untuk mengklaim terjadi transformasi ekologi besar di Antartika.
Namun menurut para peneliti, termasuk Profesor Peter Convey dari British Antarctic Survey (BAS), citra satelit saja tidak cukup untuk menggambarkan kondisi biologis daratan es tersebut.
“Klaim tentang Antartika yang dengan cepat menjadi lebih hijau tidak sesuai dengan apa yang telah diamati para ilmuwan di lapangan selama beberapa dekade,” tegas mereka dalam laporan tersebut.
Vegetasi di Antartika sangat berbeda dengan Arktik. Di kutub selatan, tanaman tumbuh sangat lambat, seperti lumut kerak, alga, dan bakteri sederhana yang hanya bertambah beberapa milimeter per tahun. Organisme ini pun bisa berubah warna tergantung kelembapan, membuat data satelit mudah disalahartikan.
Artikel itu menunjukkan bukti dari foto lapangan dan gambar drone yang diambil di Pulau Robert, Semenanjung Altafar, dari tiga periode (1991/92, 2022/23, dan 2024/25). Hasilnya hampir tidak ada pertumbuhan vegetasi baru yang bisa terlihat.
Para ilmuwan mencatat, perubahan warna yang tampak “hijau” dari satelit kemungkinan besar bukan tumbuhan baru, melainkan alga musiman, sisa rumput laut, atau efek pencairan salju.
Mereka mengingatkan bahwa indeks vegetasi seperti NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) yang digunakan dalam penginderaan jauh, tidak bisa dijadikan patokan tunggal untuk menyimpulkan pertumbuhan ekosistem.
Baca Juga: Bangunan Ramah Lingkungan: Investasi Masa Depan atau Sekadar Tren?
"Tanpa memeriksa apa yang sebenarnya terjadi di lapangan dan memahami lingkungan setempat, pengukuran satelit… dapat mengarah pada kesimpulan yang salah. Kesalahan ini dapat menyesatkan pembuat kebijakan dan masyarakat," tulis para peneliti.
Artikel ini juga menyoroti bahwa kurangnya data historis yang bisa diandalkan serta minimnya pengujian lapangan membuat banyak kesimpulan tentang tren ekologi di Antartika menjadi rapuh.
Karena itu, para penulis menyerukan perubahan pendekatan: berhenti mencari narasi sensasional soal “penghijauan dramatis,” dan mulai membangun pemahaman yang lebih realistis dan ilmiah tentang ekosistem Antartika.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Tukar 5 Kapibara Jantan, Ragunan Resmi Boyong Sepasang Watusi Bertanduk Bernama Jihan dan Yogi
-
Ini Daftar Rute Transjakarta yang Beroperasi Hingga Dini Hari Selama Malam Tahun Baru 2026
-
Refleksi Akhir Tahun Menag: Bukan Ajang Euforia, Saatnya Perkuat Empati dan Spirit Kebangsaan
-
Malam Tahun Baru di Jakarta, Dishub Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Ancol, Kota Tua, hingga TMII
-
Gubernur Banten: Tingkat Pengangguran Masih Tinggi, Penataan Ulang Pendidikan Vokasi Jadi Prioritas
-
Perayaaan Tahun Baru di SudirmanThamrin, Pemprov DKI Siapkan 36 Kantong Parkir untuk Warga
-
Kaleidoskop DPR 2025: Dari Revisi UU Hingga Polemik Gaji yang Tuai Protes Publik
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?