News / Nasional
Rabu, 31 Desember 2025 | 08:27 WIB
Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Refleksi Akhir Tahun dan Doa Bersama di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ), Jakarta, Jumat (26/12/2025). (dok. ist)
Baca 10 detik
  • Menag Nasaruddin Umar meminta akhir tahun menjadi waktu refleksi spiritual dan penguatan nilai kebangsaan, bukan euforia.
  • Pada acara di PTIQ Jakarta, Menag menekankan pentingnya muhasabah, memperdalam kedekatan pada Tuhan, dan peduli sosial.
  • Menag mengajak peserta mendoakan kerukunan bangsa dan mendorong mahasiswa menyambut tahun baru dengan semangat prestasi.

Suara.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengingatkan agar momentum akhir tahun dimaknai sebagai ruang refleksi spiritual dan penguatan nilai kebangsaan, bukan sekadar perayaan euforia yang minim makna.

Pesan tersebut disampaikan Menag saat menghadiri Refleksi Akhir Tahun dan Doa Bersama bertema “Menguatkan Spirit Kebangsaan di Penghujung Tahun Bersama Al-Qur’an” di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ), Jakarta, Jumat (26/12/2025).

Menag menekankan bahwa penghujung tahun merupakan waktu yang tepat untuk bermuhasabah, memperdalam kedekatan kepada Allah SWT, serta meneguhkan komitmen kebangsaan. Menurutnya, Al-Qur’an memberikan panduan agar setiap fase kehidupan dijalani secara bijak dan produktif.

“Penghujung tahun ini mari kita isi dengan refleksi, doa, dan kegiatan yang membawa keberkahan. Jangan dihabiskan dengan hura-hura yang tidak memberi manfaat bagi diri, masyarakat, maupun bangsa,” ujar Menag.

Dalam kesempatan tersebut, Menag juga mengajak civitas academica dan mahasiswa PTIQ untuk meningkatkan empati serta kepedulian sosial. Ia mengimbau agar sebagian rezeki disalurkan kepada masyarakat yang terdampak musibah, khususnya di Aceh.

“Solidaritas dan empati adalah wujud nyata ajaran Al-Qur’an. Saat saudara kita tertimpa musibah, kehadiran dan bantuan kita, sekecil apa pun, sangat berarti,” tegasnya.

Selain itu, Menag mendorong mahasiswa untuk memperbanyak rasa syukur atas berbagai capaian sepanjang tahun. Rasa syukur tersebut, lanjutnya, perlu diwujudkan melalui sikap positif, semangat belajar, serta kontribusi nyata bagi bangsa.

Menag juga mengajak seluruh peserta doa bersama untuk mendoakan kerukunan dan kedamaian Indonesia. Ia berharap bangsa ini senantiasa dijauhkan dari perpecahan dan diberi kekuatan untuk menjaga persatuan.

“Kerukunan dan kedamaian adalah modal utama pembangunan bangsa. Kita mohon kepada Allah SWT agar Indonesia selalu berada dalam lindungan-Nya, damai, bersatu, dan maju,” ucapnya.

Baca Juga: Malam Tahun Baru 2026 di Jakarta Usung Doa Bersama dan Donasi Korban Bencana

Menutup sambutannya, Menag mendorong mahasiswa PTIQ untuk menyongsong tahun mendatang dengan semangat prestasi dan optimisme. Ia menegaskan pentingnya generasi muda Al-Qur’an tampil sebagai teladan dalam keilmuan, akhlak, serta pengabdian kepada bangsa.

“Jadikan tahun yang akan datang sebagai momentum peningkatan prestasi. Mahasiswa PTIQ harus hadir sebagai generasi unggul yang berilmu, berakhlak Qur’ani, dan berkontribusi bagi kemajuan Indonesia,” pungkasnya.

Load More