Suara.com - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Ace Hasan Syadzily menyebut daya tahan sistemis diperlukan Indonesia di saat banyak negara sedang menghadapi tantangan geopolitik dan geoekonomi saat ini. Pernyataan itu disampaikan oleh Gubernur Lemhanas Ace dalam pidatonya di acara Gebyar Wawasan Kebangsaan 2025 di Jakarta pada Senin (30/6/2025).
“Kita butuh daya tahan sistemis, suatu daya tahan yang kita hadapi di tengah disrupsi global, polarisasi sosial, serta infiltrasi ideologi di tengah luar biasa begitu besar tantangan dari kecerdasan buatan dan dari krisis ekologi yang dihadapi oleh kita,” ujar Ace Hasan Syadzily dalam pidatonya.
Menurut dia, melalui daya tahan sistemis tersebut, bangsa ini akan mampu mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 yang juga telah dicanangkan dalam Astacita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dia meyakini bahwa daya tahan sistemis dapat dicapai dengan memupuk integritas dan nilai-nilai yang bersumber dari empat konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Karena itu, penting sekali kita harus terus menumbuhkan jiwa keindonesiaan sejati, utuh, dan mumpuni agar kita menjadi bangsa yang mandiri, berkarakter, dan berjati diri dalam menghadapi situasi ketidakpastian global yang saat ini kita hadapi,” katanya.
Ditekankan pula oleh Gubernur Lemhannas, kemandirian merupakan salah satu kunci agar Indonesia terbebas dari kerentanan yang menyebabkan hilangnya kendali atas arah pembangunan bangsa.
Lebih jauh, Ace menjelaskan, kondisi geopolitik global sedang tidak baik-baik saja, ditandai dengan ketidakpastian yang disebut sebagai era disrupsi. Kondisi tersebut diwarnai oleh ketegangan antarnegara dan rivalitas global antarnegara adidaya.
Kondisi global juga menunjukkan dinamika geopolitik telah berkelindan dan memengaruhi berbagai dimensi di setiap negara, termasuk Indonesia. Pengaruh di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun pertahanan keamanan disebut menjadi sebuah keniscayaan.
Di bidang ekonomi, kondisi geopolitik mengakibatkan perlambatan ekonomi dunia karena terganggunya rantai pasokan global, krisis bahan pokok yang berdampak pada penurunan perdagangan internasional, kenaikan harga dan inflasi, serta ketidakstabilan pasar.
Baca Juga: DPR Disebut Mati Kutu Hadapi Usulan Pemakzulan Gibran, Prabowo-Jokowi Saling Sandera?
Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa bangsa yang besar bukan berarti bangsa tersebut tidak pernah menghadapi tantangan. Bagi Ace, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu beradaptasi dan mencari siasat tepat di tengah tantangan yang dihadapi.
“Dibutuhkan kemampuan bangsa kita berupa komitmen dan kekuatan kohesi sosial. Dibutuhkan juga jiwa kenegarawanan kita agar dapat menghadapi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang ada ini,” tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
-
DPR Disebut Mati Kutu Hadapi Usulan Pemakzulan Gibran, Prabowo-Jokowi Saling Sandera?
-
Gibran Dicap Berdusta usai jadi Wapres, Feri Amsari: Di Kasus Fufufafa Agak Berat Dia Minta Maaf
-
Usulan Pemakzulan jadi Momentum, Karier Gibran Bisa Tamat jika DPR Mau Usut Akun Fufufafa?
-
Imbas Isu Pemakzulan, Rocky Gerung: Gibran dan Jokowi Diolok-olok Anak SD
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: 38 Orang Hilang, Pencarian Masih Berlanjut
-
Siapa Pendiri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo? Pondok Tertua di Jatim, Bangunan Ambruk Timpa 100 Santri
-
Apa Itu LNG? Gas 'Dingin' yang Menyeret Ahok ke Pusaran Korupsi Panas Pertamina
-
Pansus DPRD DKI Selesaikan Pembahasan Raperda Kawasan Tanpa Rokok, Tambah 1 Pasal
-
Terkuak! Burung Merak yang Viral di Jaktim Ternyata Milik Bamsoet, Emang Boleh Dipelihara?
-
Kenapa Abu Bakar Ba'asyir Mendadak Temui Jokowi? Misteri Pertemuan 20 Menit Dua Tokoh Kontras
-
Buntut Kasus Keracunan, BGN Nonaktifkan Sementara Puluhan SPPG
-
Demo 30 September 2025: Ribuan Buruh Gedor DPR, Tuntut Naik Gaji 10,5 Persen dan Setop Upah Murah
-
Tersangka dan Ditahan Usai Aniaya Pegawai Zaskia Adya Mecca: Praka NC Kini Ngaku Cuma Salah Paham
-
Istri Arya Daru Siap Bongkar Kejanggalan Kematian Suami di DPR Hari Ini, Termasuk Temuan Kondom