Suara.com - Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong mengungkapkan pembicaraannya dengan Joko Widodo saat menjabat presiden mengenai upaya menstabilkan harga pangan. Hal itu diungkapkan Tom sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi importasi gula dengan terdakwa mantan Direktur Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) Charles Sitorus.
Awalnya, Anggota Majelis Hakim Alfis Setyawan mempertanyakan soal izin impor gula oleh PT PPI. Tom menjelaskan bahwa izin tersebut berawal dari perintah Presiden Jokowi melalui sidang kabinet untuk melakukan berbagai upaya agar harga pangan bisa stabil.
Tom Lembong menjelaskan bahwa persoalan harga pangan sudah menjadi pembahasan dengan Jokowi sebelum dia ditunjuk menjadi Menteri Perdagangan. Selain di rapat kabinet, Jokowi juga kerap membahas upaya meredam gejolak harga pangan ketika bicara berdua dengan Tom Lembong.
“Artinya berdua saja, presiden langsung kepada saksi selaku menteri perdagangan waktu itu. Kira-kira kapan itu penyampaian secara langsung, di Istana Bogor seingat saksi, kapan itu?” tanya Hakim Alfis di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin, 30 Juni 2025.
“Saya biasanya berbincang langsung termasuk empat mata atau hanya bertiga berempat dengan Bapak Presiden saat itu sekali setiap bulan atau sekali setiap dua bulan,” jawab Tom Lembong.
“Ya tadi kan Agustus September, masih di bulan yang sama atau di bulan yang berbeda?” tanya hakim lagi.
“Rasanya masih di bulan yang sama,” kata Tom Lembong.
Hakim pun menanyakan, pada Agustus-September Tom bersama Menko Perekonomian era Presiden Jokowi juga membahas tentang harga pangan. Tom pun membenarkan peristiwa tersebut.
“Agustus September betul. Itu prioritas yang sangat penting secara politis bagi Bapak Presiden saat itu,” ujar Tom.
Baca Juga: Pakar Hukum UI: Kejagung Harus Usut Korupsi Pagar Laut, Polisi Malu Jika Terbukti?
Bukan hanya membahas dengannya, Tom Lembong juga menyebut Jokowi kerap membahas persoalan gejolak harga pangan dengan Menteri Koordinator Perekonomian kala itu.
“Kalau Menko Perekonomian, apa yang diutarakan kepada saksi sebagai Menteri Perdagangan waktu itu? Terkait spesifik ya, gejolak harga, khususnya gula?” tanya Hakim Alfis.
“Saya hanya ingat diskusi saya dengan Pak Menko itu dan juga dengan Bapak Presiden mengenai pangan secara keseluruhan. Tidak spesifik gula,” jawab Tom.
“Tidak spesifik gula ya?” cecar Hakim Alfis.
“Tidak spesifik gula,” sahut Tom singkat.
“Tapi pangan secara keseluruhan?” cecar Hakim Alfis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa