Suara.com - Lokasi Pasar Pramuka baru-baru ini dikaitkan dengan mantan Wakil Menteri Paiman Raharjo setelah pengakuannya dalam chat WhatsApp kepada Roy Suryo bahwa dirinya memiliki kios pengetikan di pasar tersebut.
Bukan tanpa sebab, sebelumnya Pasar Pramuka dikaitkan dengan kasus dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi. Hal ini berawal dari pernyataan politisi senior PDIP, Beathor Suryadi, yang menunjuk sebuah kios di Pasar Pramuka sebagai lokasi "penciptaan" dokumen krusial tersebut.
Dalam program Rakyat Bersuara, Roy Suryo kemudian menyinggung peran Paima Raharjo. Cuplikan video itu lantas dibagikan ulang oleh akun X @6ur3ckv4n8345.
"Pada saat kasus saya, Bang Rismon, kemudian dokter Tifa itu sempat kami lapor ke Komnas HAM, Prof. Paiman ini sempat membuat atau dibuatkan video. Dia berlagak seolah sebagai seorang komisioner Komnas HAM, terus dia mengatakan ini harus ditolak. Saya bilang orang ini kok terlalu jauh keterlibatannya? Jadi kalau seorang intelijen pasti tahu lah, saya dulu di Komisi I sekali lagi, mitra saya adalah orang intelijen, kita adalah selalu melihat kalau ada orang tiba-tiba guilty feeling, tiba-tiba merasa bersalah, tiba-tiba minta maaf, tapi kemudian ketika kita paksa dengan data-data, dia pasrah kan," ucap Roy Suryo.
Lebih lanjut, Roy Suryo menilai jika Paiman Raharjo menjadi kunci dalam kasus dugaan ijazah palsu Jokowi. Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu juga mengatakan bahwa seharusnya Paiman Raharjo dan orang yang bersangkutan diperiksa.
"Dan sekarang dia nyebar, 'wah saya pasrah', jadi memang kuncinya harusnya memang termasuk Paiman ini. Intinya ini jangan dianggap sepele, kalau memang kita publik itu harus temen-temen ini misalnya orang-orang yang bersangkutan dipanggil sama kepolisian," tambah Roy Suryo.
Sebelumnya, pengakuan Paiman Raharjo tentang dirinya memiliki kios di Pasar Pramuka tertera dalam pesan WhatsApp yang dikirim kepada Roy Suryo. Pesan tersebut juga berisi permintaan maaf Paiman Raharjo karena dinilai mengirim chat yang bernuansa intimidatif.
Dalam video yang diunggah oleh kanal YouTube Sentana TV, Roy Suryo secara blak-blakan membuka isi pesan Paiman Raharjo.
"Dalam perjalanan hidup saya agar saya bisa kuliah atau sekolah selain jadi tukang sapu, saya sejak tahun 1997-2002 usaha membuka pengetikan dan fotocopy dan bukan percetakan, dan setelah saya resmi menjadi Kaprodi di Fisip Moestopo tahun 2002, saya menekuni sebagai dosen tetap dan kios usaha saya di Pramuka Pojok Matraman saya jual semuanya," tulis Paiman Raharjo.
Baca Juga: 'Saya Tertipu' Pengakuan Mengejutkan Saiful Huda, Dari Harimau Jokowi Jadi Pengkritik Paling Pedas!
Tak hanya itu, ia juga mengaku bahwa setelah 2002, dirinya sudah tak tahu mengenai perkembangan Pasar Pramuka.
Di sisi lain, Paiman Raharjo telah membantah tudinga bahwa dirinya terlibat dalam pembuatan ijazah Presiden Republik Indonesia ke-7 tersebut.
Paiman Raharjo menilai bahwa hal ini telah merugikan dirinya dan keluarganya.
“Jadi gini, saya Demi Allah sumpah mati, enggak pernah bikin ijazah Jokowi. Saya terpaksa ikut bicara ya karena ini sangat merugikan saya, keluarga saya, anak saya pun sudah tidak mau sekolah,” kata Paiman Raharjo dalam potongan video sebuah acara di INews TV, Selasa (1/7/2025).
Bagi Paiman Raharjo, tuduhan ini adalah fitnah keji yang menyeretnya ke dalam pusaran kebencian politik yang bukan miliknya. Ia lantas menantang para penuduhnya untuk membuktikan klaim mereka dan memohon agar pertarungan politik tidak mengorbankan orang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN