Suara.com - Komnas HAM mencatat lonjakan pengaduan masyarakat terkait konflik agraria selama tahun politik 2024.
Dalam laporan tahunannya yang bertema 'Menyuarakan Keadilan dan HAM di Tahun Politik 2024', Komnas HAM menyebut aduan terbesar datang dari persoalan lahan, terutama yang melibatkan proyek strategis nasional (PSN).
“Ada 505 aduan dengan korporasi terbanyak diadukan,” kata Ketua Komnas HAM Anis Hidayah dalam siaran YouTube Komnas HAM, dikutip Selasa (8/7/2025).
Menurut Anis, meningkatnya aduan ini disebabkan oleh dampak langsung dari maraknya pembangunan proyek strategis nasional yang belum sepenuhnya mengedepankan pendekatan berbasis hak asasi manusia.
"Konflik agraria akibat proyek strategis nasional mendominasi aduan masyarakat pada tahun 2024," kata Anis.
Sebagai respons atas tingginya laporan tersebut, Komnas HAM memberikan rekomendasi penting kepada pemerintah, salah satunya mendorong evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme pelaksanaan proyek strategis nasional.
“Kami mendorong dibentuknya lembaga terpadu bidang agraria dan lingkungan di bawah koordinasi langsung presiden, untuk penanganan dan penyelesaian yang berbasis HAM,” jelasnya.
Komnas HAM juga menyoroti pelanggaran hak asasi manusia dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada 2024.
“26 aduan terkait isu pemilihan umum. Adanya ketidaknetralan aparat negara, dan ada juga diskriminasi terhadap kelompok rentan,” jelasnya.
Baca Juga: Brigjen Budi Curhat Soal Konflik Agraria: karena Ganti Rugi Belum Selesai Tapi Proyek Diresmikan
Saat ini, lanjut Anis, Komnas HAM masih terus menangani sejumlah kasus pelanggaran HAM berat, termasuk kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir.
Konflik agraria belakangan sering terjadi, alasannya bisa berbagai macam, diantaranya belum tuntas ganti rugi atas tanah milik warga namun fasilitas tersebut sudah dibangun, bahkan sudah diresmikan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Irwil V Itwasum Polri Brigjen Budi Wasono, saat laporan tahunan Komnas HAM.
Awalnya Budi mengatakan kehadirannya mewakili Irwasum yang sedang berhalangan karena ada agenda lain.
Budi kemudian mengatakan bahwa terkait konflik agraria memang menjadi momok tersendiri bagi masyarakat.
“Banyak kasus yang terjadi sehingga ada benturak antara masyarakat dengan Polri dalam konteks agraria,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh