Suara.com - Harga emas kerap disebut sebagai aset safe haven yang stabil di tengah ketidakpastian global.
Namun, di balik kestabilannya, emas juga menunjukkan pola fluktuasi yang bisa ditelusuri secara historis.
Salah satu pola yang menarik perhatian para analis di media sosial, adalah siklus lima tahunan, di mana harga emas cenderung mengalami puncak atau koreksi signifikan setiap lima tahun sekali.
Kini, pada Juli 2025, pertanyaan besarnya adalah: apakah kita sedang menuju puncak baru, atau justru memasuki awal koreksi yang dalam?
Pola Historis: Apa yang Terjadi Setiap 5 Tahun?
Jika kita menilik ke belakang, data menunjukkan bahwa dalam dua dekade terakhir, harga emas memang mengalami pergerakan signifikan hampir setiap lima tahun:
2005: Emas naik tajam dari sekitar $430/oz ke lebih dari $700/oz dalam dua tahun.
2010: Puncak berikutnya, harga emas menyentuh hampir $1.200/oz, ditopang krisis ekonomi global.
2011: All-time high saat itu di $1.900/oz, sebelum terkoreksi ke $1.100/oz pada 2015.
2020: Puncak baru akibat pandemi COVID-19, menembus $2.070/oz.
2025: Harga telah berada di atas $2.300/oz sejak awal tahun. Tapi apakah ini puncak siklus?
Analisis Juli 2025: Momentum, Geopolitik, dan Sentimen Pasar
Pada pertengahan 2025, harga emas dipengaruhi berbagai faktor besar:
- Ketegangan geopolitik di Laut Cina Selatan dan Timur Tengah.
- Kebijakan moneter longgar di Amerika Serikat dan Eropa, termasuk suku bunga acuan yang tetap rendah.
- Ketidakpastian global, seperti di Amerika dan beberapa negara Eropa Timur.
- Inflasi global yang tetap tinggi, mendorong investor beralih ke aset lindung nilai seperti emas.
Namun, beberapa analis mulai memperingatkan bahwa lonjakan harga emas dalam 18 bulan terakhir mungkin terlalu cepat.
Baca Juga: Harga Emas Antam Lompat Tinggi, Cek Deretannya
Beberapa hedge fund besar bahkan telah mulai profit-taking, memperkuat kekhawatiran bahwa koreksi bisa segera terjadi.
Bagi investor jangka pendek, volatilitas dalam waktu dekat bisa berarti peluang spekulatif maupun risiko kerugian mendadak.
Namun bagi investor jangka panjang, emas tetap menjadi alat lindung nilai utama terhadap inflasi dan krisis global.
Mengenali siklus 5 tahunan dapat membantu menyusun strategi beli di saat koreksi dan jual di saat mendekati puncak.
Karena itu, Juli 2025 bisa menjadi momen krusial untuk evaluasi portofolio emas, bukan hanya ikut arus tren.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Mahfud MD Soal Geger di Internal PBNU: Konflik Tambang di Balik Desakan Gus Yahya Mundur
-
'Terima Kasih Pak Prabowo': Eks Dirut ASDP Lolos dari Vonis Korupsi, Pengacara Sindir KPK Keliru
-
Yusril: Pemberian Rehabilitasi Kepada Direksi Non Aktif PT ASDP Telah Sesuai Prosedur
-
Pengusaha Adukan Penyidik KPK ke Bareskrim: Klaim Aset Rp700 Miliar Disita Tanpa Prosedur
-
Tumbuh di Wilayah Rob, Peran Stimulasi di Tengah Krisis Iklim yang Mengancam Masa Depan Anak Pesisir
-
Sambangi Istana Usai Pulang dari Afrika Selatan, Apa Saja yang Dilaporkan Gibran ke Prabowo?
-
Nasib Tragis Ayah Tiri Bocah Alvaro, Alex Iskandar Dimakamkan di TPU Kedaung Tangerang
-
Ancaman ke Jurnalis di Asia Meningkat: Mulai dari Teror, Serangan Digital, dan Represi Negara
-
Istana Soal Presiden Beri Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Cs: Usulan dari DPR
-
Geger Ayah Tiri Alvaro Bunuh Diri, 2 Polisi Jaga Kini Diperiksa Propam