Kekhawatiran yang disebut PM Ishiba bukanlah isapan jempol belaka.
Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial Jepang dan komunitas WNI dihebohkan oleh serangkaian video viral yang menampilkan aktivitas kelompok pencak silat asal Indonesia, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Video-video tersebut menunjukkan latihan massal yang dilakukan anggota PSHT di ruang-ruang publik seperti taman-taman di Jepang.
Dengan teriakan, gerakan yang energik, dan jumlah anggota yang banyak, aktivitas ini dianggap mengganggu ketenangan dan bertentangan dengan budaya lokal Jepang yang sangat menjunjung tinggi konsep meiwaku, atau "tidak mengganggu orang lain".
Keluhan dari warga lokal dan bahkan intervensi dari pihak kepolisian di beberapa lokasi menjadi bukti nyata adanya friksi budaya.
Insiden-insiden seperti ini, yang dengan cepat menyebar dan dibingkai sebagai "perilaku tidak tertib" oleh media sosial, menjadi amunisi bagi kelompok-kelompok yang skeptis terhadap warga asing.
Ini adalah contoh konkret dari "sebagian warga asing yang tidak mengikuti aturan" yang dirujuk oleh PM Ishiba, yang pada akhirnya memvalidasi kebutuhan pemerintah untuk membentuk unit pengawas khusus.
Respons Politik Terhadap Kampanye "Japanese First"
Tak bisa dipungkiri, pembentukan unit ini adalah respons langsung terhadap dinamika politik internal yang semakin panas.
Baca Juga: Asrama di Jepang Ludes Terbakar, Pelakunya Diduga Oknum TKI Mabuk dan Masak Mi Jam 3 Pagi
Sejumlah partai konservatif kecil secara agresif menjadikan isu warga asing sebagai bahan bakar utama kampanye mereka.
Salah satu yang paling vokal adalah partai ultrakonservatif Sanseito, yang popularitasnya merangkak naik dalam berbagai jajak pendapat.
Dengan slogan provokatif "Japanese First", Sanseito menyerukan pembatasan jumlah pekerja asing dan secara terbuka menyalahkan kehadiran WNA sebagai penyebab naiknya harga properti dan rusaknya stabilitas sosial.
Kekhawatiran yang digoreng oleh Sanseito inilah yang coba diredam oleh pemerintah.
"Perilaku tidak tertib dan penyalahgunaan sistem oleh sebagian warga asing telah menciptakan situasi di mana masyarakat merasa tidak nyaman dan bahkan tertipu," kata Ishiba, seolah mengamini narasi yang beredar di kalangan pemilih konservatif.
Pedang Bermata Dua bagi Warga Asing, Termasuk WNI
Berita Terkait
-
Asrama di Jepang Ludes Terbakar, Pelakunya Diduga Oknum TKI Mabuk dan Masak Mi Jam 3 Pagi
-
Mengingat Kembali 3 Alasan Naturalisasi Pemain Keturunan Timnas Indonesia
-
Internet Jepang Pecahkan Rekor Dunia, Mampu Download Seluruh Katalog Netflix Hanya dalam 1 Detik!
-
Wali Kota di Jepang Mengundurkan Diri Usai Skandal Ijazah Palsu, Dibandingkan dengan Indonesia
-
Cara Kerja Patrick Kluivert Diolok-olok, Dibandingkan dengan Pelatih Jepang
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
Darurat Tengah Malam? Ini Daftar Rumah Sakit & Puskesmas 24 Jam di Palembang
-
604 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Sumatera: Update Terkini
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
Terkini
-
Nestapa Istri Brigadir Nurhadi, Tuntut Ganti Rugi Rp771 Juta Atas Kematian Janggal Suaminya
-
Tiba di Arab Saudi, Penyidik KPK Bersiap Usut Dugaan 'Permainan' Kuota Haji di Tanah Suci
-
Kemensos Dirikan 28 Dapur Umum, Produksi 100 Ribu Nasi Bungkus Tiap Hari untuk Korban Banjir Sumatra
-
Korupsi Proyek Rel Kereta Api Medan Ancam Keselamatan, KPK: Bisa Sebabkan Kecelakaan Maut
-
Diangkut Helikopter, 4 Ton Bantuan Udara Diterjunkan ke 3 Kabupaten di Sumbar
-
Sudah Kirim Surat Panggilan, KPK akan Periksa Ridwan Kamil Pekan Ini
-
KPK Jebloskan ASN Kemenhub ke Penjara, Diduga Otak Pengaturan Proyek Kereta Api Medan
-
Awas Macet! Cek Pengalihan Arus Reuni Akbar 212 di Monas Besok, Ini Titik Rawan Kepadatan
-
Akses Terputus, Relawan PSI Tetap Tempuh Jalan Sulit Salurkan Bantuan untuk Warga Tapanuli Utara
-
Babak Baru Skandal Satelit Kemenhan, Laksda Leonardi Cs Segera Diadili