Rinjani adalah motor penggerak ekonomi pariwisata yang signifikan bagi Lombok.
Data menunjukkan bahwa kunjungan ke Rinjani menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga belasan miliar rupiah dan menciptakan perputaran uang di masyarakat lokal hingga puluhan miliar.
Menutupnya secara permanen akan mematikan sumber kehidupan banyak pihak, mulai dari porter, pemandu, hingga pelaku usaha di sekitarnya.
Penutupan yang dilakukan secara rutin oleh Balai TNGR biasanya bersifat sementara, yakni untuk pemulihan ekosistem atau karena kondisi cuaca ekstrem seperti musim hujan yang membuat jalur pendakian sangat berbahaya.
Setelah tragedi Juliana Marins, pihak TNGR sebenarnya telah berjanji untuk mengevaluasi dan meningkatkan standar keselamatan, termasuk menambah papan peringatan dan tali pengaman di titik-titik rawan.
Namun, insiden terbaru ini membuktikan bahwa infrastruktur saja tidak cukup.
Pelajaran yang Seharusnya Dipetik: Tanggung Jawab Ada di Pundak Pendaki
Tragedi Juliana dan kecelakaan turis Swiss ini seharusnya menjadi pengingat keras bagi setiap calon pendaki.
Gunung Rinjani bukanlah taman rekreasi biasa yang bisa didatangi tanpa persiapan.
Baca Juga: Pahlawan Rinjani dan Diaspora Toraja: Kisah di Balik Donasi Rp1,3 Miliar dari Brasil
Ini adalah alam liar dengan segala ketidakpastiannya.
Peringatan dari pemerintah setempat dan TNGR memang ada, namun yang paling menentukan adalah kesadaran dan tanggung jawab pribadi.
Para ahli dan pendaki senior selalu menekankan bahwa mendaki Rinjani membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang matang, bukan sekadar modal nekat demi konten media sosial.
Kecelakaan sering kali terjadi bukan semata karena medan yang sulit, tetapi juga karena kelalaian, meremehkan kondisi, atau memaksakan diri saat tubuh sudah lelah.
Kasus turis Swiss yang terpeleset di jalur bebatuan adalah contoh klasik bagaimana satu langkah yang salah bisa berakibat fatal.
Seharusnya, setiap calon pendaki, terutama wisatawan mancanegara, menjadikan kasus-kasus ini sebagai studi kasus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Jalan Lintas Pidie Jaya - Bireuen Aceh Kembali Lumpuh Diterjang Banjir Minggu Dini Hari
-
Feminist Jakarta Serukan Negara Tanggung Jawab Atas Femisida dan Kerusakan Lingkungan
-
Bahlil dan Raja Juli Serang Balik Cak Imin Usai Suruh Taubat 3 Menteri, Pengamat: Dia Ngajak Perang!
-
Rapat Darurat Hambalang: Prabowo Ultimatum Listrik Sumatera Nyala 2 Hari, Jalur BBM Wajib Tembus
-
Prabowo Beri Hasto Amnesti, Habiburokhman: Agar Hukum Tak Jadi Alat Balas Dendam Politik
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
Waspada Rob! Malam Minggu Pluit dan Marunda Masih Tergenang, BPBD DKI Jakarta Kebut Penyedotan Air
-
Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!
-
Gebrakan Mendagri Tito untuk Geopark Disambut Baik Ahli: Kunci Sukses di Tangan Pemda
-
Darurat Kekerasan Sekolah! DPRD DKI Pastikan Perda Anti Bullying Jadi Prioritas 2026